Mohon tunggu...
Mardety Mardinsyah
Mardety Mardinsyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pendidik yang tak pernah berhenti menunaikan tugas untuk mendidik bangsa

Antara Kursi dan Kapital, antara Modal dan Moral ? haruskah memilih (Tenaga Ahli Anggota DPR RI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bom Cirebon: Ekses Kemajuan Komunikasi yang Melahirkan Radikalisme pada Perubahan Sosial

25 April 2011   09:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Richard  Brodie  dalam bukunya Virus of mind (1996)  memperluas teori ini. Dia mengatakan  bahwa ada 3 jalur  yang digunakan meme dalam menulari benak orang, yaitu :

  1. Repetition (pengulangan). Indoktrinasi yang diulang-ulang sehingga indoktrinasi itu terasa akrab  dan merupakan bagian dari program diri. Anak muda sangat rentan terhadap indoktrinasi.
  2. Cognitive dissounance (ketegangan ). Bila orang berada  dalam ketegangan dan  merasa tidak  nyaman,  dan bila muncul suatu doktrin  baru  yang bisa mengendurkan ketegangan itu ,maka doktrin  baru itu akan didukung dan doktrin  lama dibuang.
  3. Free ridding ( menunggangi). Bila orang nyaman dengan doktrin baru maka doktrin baru itu akan  menunggangi nalurinya. Ajaran –ajaran lama (leluhur)  sudah tidak menarik lagi, karena muncul doktrin baru  yang  diperdengarkan nyaris sempurna, dan meminta orang  percaya buta.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi bisa terjadi evolusi yang digerakkan oleh meme yang mempengaruhi kesadaran manusia dan dalam perubahan social Komunikasi berperan melahirkan Radikalisme .

Kemajuan teknologi mempercepat sampainya informasi kepenjuru kehidupan. Media televise yang secara terus menerus memberitakan tentang kekerasan tanpa sadar melakukan repetition untuk membentuk suatu indoktrinasi. Media masa baik cetak maupun eletronik yang selalu memberitakan tentang ketidak adilan yang dilakukan pihak penguasa, pengusaha dan kelompok kuat lainnya terhadap kelompok yang lebih lemah, seperti melakukan sebuah doktrinisasi yang berfungsi menularkan meme ke khalayak luas.

Berdesakannya informasi secara meluas, baik dari segi kuantitas maupun kualitas menyebabkan timbulnya ketegangan didalam masyarakat menyebabkan mudahnya tumbuh doktrin-doktrin baru yang seakan menjadi solusi yang paling tepat. Pada akhirnya doktrin-doktrin baru itu menunggangi masyarakat luas untuk melakukan sesuatu hal yang kita sadari itu sebagai sebuah radikalisme yang berujung seperti Bom Cirebon.

Jika kita menyadari kondisi ini secara purna, dapat disimpulkan bahwa kemajuan teknologi, ditambah lagi kebebasan media yang mengunggangi eforia berdemokrasi di Indonesia, memiliki peran penting untuk timbulnya Radikalisme sebagai sebuah ekses negative dari sebuah kemajuan dan keterbukaan.

Sumber asli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun