Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Embun Beku: Mimpi Buruk Petani Kentang di Dieng

1 Juli 2022   04:00 Diperbarui: 1 Juli 2022   11:03 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Arjuna tertutupi kabut saat pagi hari/By Anggara Wikan Prasetya/Sumber:travel.kompas.com

Dataran Tinggi Dieng juga terkenal memiliki aktivitas vulkanik karena memiliki beberapa kawah yang menyemburkan gas, uap air, aktivitas vulkanik lainnya dan danau vulkanik seperti Telaga Warna.

Kalau boleh dibilang, Dieng menyimpan banyak misteri yang menakjubkan mulai dari sejarah purba, geologi wilayah, kondisi pertanian, kondisi fenotipe rambut gimbal serta objek wisata yang masih terus dapat ditelusuri untuk pengembangan keilmuan.

Dengan kondisi wilayah yang dimilikinya, Dieng sering kali dihadapkan dengan fenomena embun es, embun beku atau oleh masyarakat disebut embun upas.

Seberapa bahayanya fenomena ini terhadap komoditas tanaman pertanian di sana?

Pelataran Candi Arjuna tertutupi embun beku/Sumber:cdn-2.tstatic.net
Pelataran Candi Arjuna tertutupi embun beku/Sumber:cdn-2.tstatic.net

Fenomena Embun Es


Embun beku atau hoarfrost adalah femomena meteorology ketika suhu udara turun di bawah frost point dimana uap air berubah menjadi padatan atau es tanpa melalui tahapan cair.

Dengan kata lain, uap air yang adalah gas langung menjadi es tanpa melalui fase cair. Nah kristal es yang terbentuk pada satu permukaan benda ini yang dikenal dengan embun beku atau embun es.

Peristiwa alam tersebut dimungkinkan ketika puncak musim kemarau sekitar bulan Juni-Agustus di Dieng.

Akibat fenomena ini, masyarakat setempat menyebutnya sebagai bun upas atau embun upas yang merusak tanaman budidaya mereka.

Bagaiman proses terbentuknya embun upas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun