Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bali: Tempat Budaya, Agama, dan Wisata Berpadu, Dijaga Indonesia, Dirusak Wisman

5 Mei 2022   03:24 Diperbarui: 6 Juni 2022   22:11 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut di pesisir Bali dianggap sakral karena diyakini sebagai tempat penyucian diri yang dikenal dengan istilah Melukat. Sementara untuk wisata alamnya, pada beberapa jalur pendakian misalnya dapat dijumpai tempat pemujaan ditandai dengan pendirian Pelinggih Jero Gede sebagi simbol rasa syukur.

Ada juga tempat lain seperti batu besar, pohon besar dan benda-benda lainnya yang dainggap sakral dan diberikan kain Poleng (kain motif hitam-putih) yang menandakan tempat itu keramat.

Hal inilah yang sudah tentu menarik bagi wisatawan untuk melihat, dan merasakan keindahan, suasana dan kesakralan tempat wisata di Pulau Dewata ini.

Akan tetapi, beberapa wisatawan sering mengalami masalah karena adab mereka sendiri yang merusak kesakralan dan kesucian tempat-tempat wisata yang tergolong suci bagi masyarakat Bali.

Merapikan Banten/by Artem Beliaikin/Sumber: Pexels.com 
Merapikan Banten/by Artem Beliaikin/Sumber: Pexels.com 

Di mana Bumi Di pijak, Di situ Langit Dijunjung !

Pemberlakuan bebas visa karena hubungan diplomatik Indonesia dengan beberapa negara dianggap sebagai penyebab kurang terseleksi dengan baik wisatawan yang masuk ke Indonesia.

Sementara itu dengan terbukanya akses perjalanan wisata, penggunaan aplikasi dan kemajuan teknologi di bidang pariwisata, kelihatannya tidak diimbangi dengan informasi tentang tempat tujuan wisata tersebut.

Maksudnya begini, sebelum wisatawan berkunjung, alangkah baiknya dibekali dengan informasi destinasinya. Jika berkunjung ke Bali ada hal yang do and don't do yang mesti diketahui mereka. Mengapa ?

Penelitian yang dilakukan Tunjungsari (2018) menemukan bahwa wisatawan yang datang ke Bali sebagian besar berusia aktif dan relatif muda dengan lokasi favorit tujuannya adalah wisata alam berupa pantai (Tunjungsari, 2018).

Sementara itu, peneliti lain menemukan bahwa wisatawan yang berusia tua memilih menghabiskan harinya dengan mengunjungi bar atau kafe yang secara fisik tidak memerlukan tenaga yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun