Dengan jumlah tersebut sangat besar kemungkinan air bersih yang dikonsumsi telah mengalami kontaminasi bahan pencemar. Sehingga dengan jumlah 1% air bersih secara global, ditambah faktor pencemaran dari limbah, menyebabkan air bersih yang dapat diakses menjadi sangat sedikit.
Lantas apa dampak dari faktor-faktor penyebab tersebut terhadap manusia ?
Ketahanan Pangan
Air bukan hanya dibutuhkan manusia, semua makhluk hidup membutuhkannya, termasuk tumbuhan.
Kebutuhan air untuk pertanian mencapai 70%. Jumlah tersebut digunakan untuk irigasi, bahan campuran pestisida dan pupuk serta untuk konsumsi dan perawatan ternak.
Sebagai gambaran, Kebutuhan air untuk sektor pertanian mencapai 70%, sementara 20% untuk industri, dan sisanya konsumsi rumah tangga sebesar 10%. Jika petani menghemat sekitar 1% air saja, maka air yang dihemat sekitar 200 ribuan liter air bersih/hektar/tahun. Jumlah ini cukup untuk konsumsi air bersih sekitar 150 orang.
Sehingga dampak kekurangan air akibat kekeringan dapat mengganggu produksi tanaman pangan dan memicu kematian ternak, akibatnya harga komoditas pangan melonjak di pasar dan membahayakan ketahanan pangan masyarakat.
Dampak dari kekurangan air dapat memicu konflik di wilayah-wilayah yang rawan kekeringan.
Kebutuhan air bersih juga dapat menyebabkan konflik kepentingan, seperti yang terjadi antara Pemkab Semarang dan Pemkot Salatiga, tentang kawasan Tengaran dimana oleh pemkab, kawasan tersebut dijadikan kawasan industri padahal kawasan tersebut merupakan kawasan sumber air untuk masyarakat Salatiga dan sekitarnya.