Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penyebab dan Akibat Kekurangan Air

27 April 2022   12:59 Diperbarui: 7 Juni 2022   10:05 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kekeringan/by Markus Spiske/Sumber : Pexels.com 

Curah hujan ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang menyebabkan pola curah hujan ikut berubah, akibatnya distribusi dan kualitas sumberdaya air menjadi terganggu.

Sementara suhu global yang meningkat menyebabkan proses penguapan sangat cepat terjadi sehingga air menjadi cepat hilang. Peristiwa-peristiwa ini memperburuk kondisi kekeringan dan berujung pada kekurangan air.

Kedua, masalah pengelolaan dan permintaan air yang meningkat. Bertambahnya populasi teristimewa di kota-kota besar, menjadikan air sebagai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Jakarta misalnya, kebutuhan air bersih untuk menyuplai masyarakat mencapai 547,5 meter kubik, sementara PDAM-nya hanya mampu memenuhi sekitar 54% saja dari total tersebut.

Urbanisasi dan permintaan air bersih bagi rumah tangga menjadi faktor penyebab kekurangan air di kota itu.

Sementara masalah manajemen air dalam rumah tangga serta aktifitas hospitality seperti hotel, penginapan dan sejenis lainnya tidak terlalu menjamin bahwa penggunaan air menerapkan prinsip penghematan di dalamnya.

Jika hal ini tidak ditanggulangi dengan bijak, hilangnya air tanah akan menyebabkan intrusi air laut untuk mengganti tempat air bersih yang disedot sehingga subsiden tak bisa dihindarkan.

Ketiga, masalah polusi air. Polusi air menyebabkan kematian manusia lebih banyak dibandingkan perang dan berbagai bentuk kekerasan lainnya jika digabungkan.

Secara global, jumlah air bersih yang dapat diakses hanya sekitar 1% sementara aktifitas dan populasi manusia diperkirakan akan terus bertambah 1% sampai 2050.

Dengan kata lain, air bersih akan menjadi barang langka, sementara 80% dari air limbah yang dihasilkan tidak tertangani dengan baik sehingga akan kembali ke lingkungan.

Jadi coba dibayangkan limbah industri, limbah pertanian yang larut, limbah rumah tangga, semuanya itu akan kembali mencemari lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun