Randudongkal, 27 Januari 2025 -- Mahasiswa KKN 55 UIN SAIZU Purwokerto Kelompok 49 bersama Dinas Kesehatan, Puskesmas Randudongkal, dan Pemuda Karang Taruna Amarta melaksanakan kegiatan fogging massal sebagai upaya pencegahan penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Kegiatan ini berlangsung di empat RW di Randudongkal, yakni RW 9, 14, 15, dan 16, yang merupakan wilayah dengan tingkat risiko tinggi terhadap kasus DBD.
Koordinator KKN 55 UIN SAIZU Kelompok 49, Ari Awaludin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dalam meningkatkan kesehatan lingkungan. "Kami berharap fogging ini dapat membantu mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan," ujar Ari.
Kepala Puskesmas Randudongkal, dr. Mustofa, menegaskan bahwa fogging ini merupakan langkah cepat untuk membasmi nyamuk dewasa, namun tetap perlu diimbangi dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin oleh masyarakat. "Fogging ini efektif untuk mengurangi populasi nyamuk, tetapi harus didukung dengan langkah preventif lainnya seperti menjaga kebersihan dan melakukan 3M," ujarnya.
Kegiatan fogging ini melibatkan tenaga medis, petugas dari Dinas Kesehatan, serta kader kesehatan setempat. Pemuda Karang Taruna Desa Randudongkal juga turut serta dalam mendata titik-titik rawan, membantu petugas, serta mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. "Kami ingin memastikan seluruh lingkungan terjangkau oleh fogging dan masyarakat paham bagaimana cara mencegah DBD," ungkap Ketua Karang Taruna Desa Randudongkal, Rifqi.
Selain fogging, masyarakat juga diberikan sosialisasi mengenai langkah-langkah pencegahan DBD, seperti menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk (3M). Warga setempat menyambut baik kegiatan ini dan berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkala, terutama pada musim penghujan saat populasi nyamuk meningkat.
Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan dan segera melaporkan jika terdapat kasus demam yang dicurigai sebagai DBD. Dengan sinergi antara mahasiswa, pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, diharapkan angka kejadian DBD di Randudongkal dapat ditekan secara signifikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI