Karena harga terus melambung, maka emak-emak merasa tidak ada gunanya dibangun ratusan kilometer jalan tol. Emak-emak bisa juga tidak perlu memerhatikan bahwa penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di masa Jokowi berjalan dengan adil. Kelulusan seorang calon bergantung kepada kemampuan pribadinya dan lulusnya seseorang itu bukan karena sogok-menyogok.
Kalau hal yang demikianlah yang akan muncul maka timses Jokowi-Ma'ruf Amin harus lah memberi pencerahan kepada emak-emak itu. Andainyalah Prabowo-Sandiaga yang akan memimpin negeri ini, lalu setebal apakah nanti tempe yang akan dijual ibu yang Duren Sawit itu? Andailah nanti, tidak Jokowi-Ma' ruf Amin yang memimpin negeri ini, lalu dengan uang Rp 100 ribu selain bawang dan cabai, bahan apa lagi yang dapat dibeli Ibu Lia yang di Pekanbaru itu?
Lalu pertanyaan berikutnya, dengan cara yang bagaimana pasangan lawan tanding presiden petahana itu mengatasi masalah harga bahan pokok sehari-hari itu?
Sekarang oleh Sandiga, politik emak-emak sudah dicanangkan dan timses Jokowi-Ma'ruf Amin seyogianya mampu memberi respon terhadap hal tersebut.
Salam Demokrasi!