Soeharto merasa ditinggalkan oleh orang orang kepercayaannya. Surat para menteri itu juga membuat Soeharto merasa terpukul karena pada alinea pertama surat itu, para menteri tidak hanya menolak masuk dalam kabinet yang akan dibentuk tetapi secara impilisit mereka meminta agar Suharto untuk  mundur.
Dengan sikap para menteri yang demikian,pupuslah sudah harapan orang kuat Orde Baru itu untuk menyusun Kabinet Reformasi. Selain itu ada lagi peristiwa yang membuat Suharto kecewa. Pada 18 Mei pimpinan DPR/MPR menyatakan sikap meminta agar Suharto mundur.
Permintaan itu disampaikan oleh Ketua DPR/MPR Harmoko,yang didampingi pimpinan yang lain yakni, Ismail Hasan Metareum ,Abdul Ghafur ,Fatimah Ahmad dan Syarwan Hamid.
Publik pada masa itu tahu persis bahwa Harmoko adalah sosok yang sangat dekat dengan Suharto. Mencermati perkembangan yang terjadi serta merasa ditinggalkan oleh orang orang dekatnya maka pada 20 Mei malam ,Suharto memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Presiden.
Demikianlah pada 21 Mei 1998 pagi bertempat di Istana Negara ,Suharto menyatakan mundur sebagai Presiden dan menyerahkan kekuasaan kepada BJ Habibie ,Wakil Presiden RI.
Sejak saat itu berakhirlah kekuasaan Suharto yang telah memimpin negeri ini selama 32 tahun. Kalau dicermati ada berbagai faktor yang saling berkelindan yang menyebabkan berakhirnya kekuasaan orang kuat Orde Baru itu.Â
Faktor faktor tersebut antara lain terjadinya krisis moneter, campur tangan IMF, kesulitan hidup masyarakat, kerusuhan sosial dan rasial, militansi mahasiswa serta sikap para tokoh yang jelas jelas meminta agar Suharto mundur.
Sejak 21 Mei 1998 itulah disebut berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan diawalinya masa reformasi.
Salam Persatuan!
Sumber Utama artikel : Kompas.com, CNN Indonesia