Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Bung Hatta Tidak Mau Dimakamkan di Kalibata?

26 Desember 2017   20:46 Diperbarui: 28 Desember 2017   02:11 3287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa anak negeri ini yang tidak kenal nama Hatta? seorang tokoh perjuangan yang bersama sama Soekarno menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Membacakan proklamasi pada Jum'at 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta bukanlah pekerjaan mudah.

Tindakan itu memerlukan keberanian luar biasa karena tantangannya adalah nyawa. Bung Hatta ,proklamator kita ini lahir di Fort De Kock (sekarang Bukittinggi) pada 12 Agustus 1902. Dari sisi usia, Soekarno yang lahir 6 Juni 1901 itu berarti lebih tua dari Hatta satu tahun dua bulan dan enam hari.

Muhammad Djamil, ayah Hatta merupakan seorang keturunan ulama tarekat di Batuhampar ,dekat Payakumbuh, Sumatera Barat. Sedangkan ibu nya yang bernama Siti Saleha berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi. Pilihan hidupnya berjuang untuk kemerdekaan bangsanya sangat jelas terlihat ketika sewaktu bersekolah di Negeri Belanda dari tahun 1921-1932.

Menuntut ilmu di Handels Hogeschool yang sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam. Sewaktu menempuh pendidikan di Belanda, ia masuk organisasi sosial Indische Vereeniging dan menjadi bendahara di organisasi tersebut dan mengasuh majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. 

Selanjutnya Indische Vereeniging berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Perobahan nama majalah yang dipimpinnya pada tahun 1923 itu merupakan tindakan berani karena di jantung penjajah itu, mereka menggunakan kata "Merdeka".

Pada September 1927, Hatta bersama Ali Sostroamidjojo, Nazir Datuk Pamuncak dan Madjid Djojohadiningrat ditangkap oleh penguasa Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang yang dikait-kaitkan dengan Semaun, terlibat pemberontakan di Indonesia yng dilakukan PKI tahun 1926-1927. Hatta dihukum 3 tahun dan bersama kawan kawannya di tahan di Rotterdam.

Sungguh luar biasa mental Hatta, ditahan 3 tahun di Belanda, Negeri yang jauh dari kampung halamannya namun ia tidak pernah menyerah. Setelah kembali ke Indonesia, Hatta bersama Syahrir ditangkap dan dibuang ke Digul dan selanjutnya ke Banda Neira.

Di Digul, Hatta juga membuat kursus kepada para tahanan. Sewaktu di Banda Neira, Hatta juga mengajar kepada beberapa orang pemuda. Ia juga terus menulis dan tulisannya sering dimuat di koran koran perjuangan di Jakarta.

Sesungguhnya sampai episode perjuangan tersebut diatas saja pun, Hatta sudah layak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan termasuk di TMP Kalibata. Tetapi ternyata Sang Proklamator itu tidak berkenan dimakamkan di TMP Kalibata. 

Kenapa Hatta tidak mau dimakamkan di sana? Karena menurutnya, ada orang bersalah tapi dimakamkan di sana. Berkaitan dengan hal tersebutlah Sang Proklamator itu berpesan dia lebih memilih dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Alasan lainnya kenapa Hatta memilih dimakamkan di Tanah Kusir karena ia merasa dirinya adalah seorang rakyat biasa. Hal ini terungkap ketika Meutia, salah seorang putri Bung Hatta mengemukakan hal tersebut pada diskusi " Keteladanan dan Pemikiran Mohammad Hatta" di Balai Utari, Mandala Bakti Wanitama, Jalan Laksda Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis, 21 Desember 2017. (detiknews)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun