Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan featured

Memaknai Arti Sumpah Pemuda di Masa Depan

26 Oktober 2016   23:09 Diperbarui: 29 Oktober 2017   16:20 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka adalah sebuah generasi yang tumbuh,hidup dan berkembang di sebuah negeri yang bernama Indonesia.Lalu apa arti Indonesia bagi mereka.Dalam pemahamannya tanah air itu adalah sesuatu yang "given", sesuatu yang sudah ada dan bukan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Generasi masa depan tersebut tidak salah beranggapan demikian karena mereka tidak punya romantisme untuk memaknai apa arti penjajahan dan apa arti berjuang untuk merdeka.

Mereka hidup dalam suasana globalisasi dan karena kemajuan teknologi generasi mendatang merasakan tidak ada lagi batas batas negara(borderless country).Simbol simbol dalam kehidupan mereka sudah sangat jauh berbeda dengan simbol simbol yang ada sekarang ini.Sekarang saja telah muncul simbol simbol baru sebutlah misalnya gaya hidup di kafe kafe mewah yang untuk memesan minuman teh manis hangat saja pun kita harus menyebut "hot tea", yang untuk sarapan pagi harus menyatakan breakfast dan "kita ketemu after lunch".

Lionel Messi, Christian Ronaldo,Justin Timberlake dan sederet nama lainnya telah menjelma menjadi idola baru.Sebuah generasi yang rela antri untuk membeli buku terbaru J.K.Rowling.Anak bangsa yang duduk berkelompok bersama temannya tapi tidak saling bertegur sapa semuanya asyik dengan benda sakti gadget yang ada dalam genggamannya.Pada kondisi psikologis yang demikian masih adakah ruang bagi mereka untuk membicarakan Indonesia? Mungkin pertanyaan yang lebih ekstrim lagi ,ketika mereka nonton film film action barat masih teringat kah mereka bahwa dia adalah Indonesia. Pertanyaan ini masih dapat dilanjutkan dengan sederet pertanyaan lainnya tapi perlu disepakati tidak ada yang salah dengan sikap tersebut karena memang mereka adalah anak jamannya.

Pada generasi yang demikian seperti apakah identitas kebangsaan itu.Apakah harus sama identitas kebangsaan semua generasi?Tentu jawabnya tidak.Generasi sebelum kemerdekaan dengan generasi sekarang saja akan berbeda memahami arti,jiwa dan semangat bangsa.Untuk generasi sebelum kemerdekaan ,perjuangan mereka adalah bagaimana menjadi sebuah bangsa.Konfigurasi pemikiran mereka dipengaruhi dua faktor besar,keragaman suku dan hidup dalam penjajahan.Ternyata generasi para pendiri bangsa mampu merumuskan arti bangsa dengan memanfaatkan momentum "kita sama sama dijajah Belanda" yang kemudian menjadi raison d'etre lahirnya sebuah bangsa .

Sesudah sebuah bangsa lahir maka tugas besar generasi sekarang adalah mempertahankan bangsa itu tetap hadir di tengah tengah ancaman globalisasi yang menekannya yaitu sebuah tatanan dunia yang saling dependen satu dengan yang lainnya.Ditengah suasana kemerdekaan yang heroik pada saat yang bersamaan dirasakan munculnya berbagai kebutuhan sebutlah misalnya untuk menggerakkan perekonomian dan untuk itu dirasakan betapa dependennya kita terhadap bangsa lain.

Untuk sesuatu yang kita sebut " kepentingan nasional" ternyata disadari atau tidak pada saat yang bersamaan kita juga harus " menggadaikan " kemerdekaan tersebut karena harus saling menyesuaikan dengan persyaratan yang diajukan oleh bangsa lain atau oleh sebuah kekuatan trans nasional.Kadang kala kita harus tunduk kepada tekanan yang datang dari luar karena kita tidak punya modal yang cukup serta kemampuan teknologi kita yang masih sangat terbatas.

Selain ancaman dari luar kita juga menyaksikan betapa semakin menguatnya sentimen kesukuan yang tumbuh didalam diri bangsa kita yang kadangkala muncul dalam konflik komunal di beberapa daerah.Ironisnya konflik komunal berbasis kesukuan muncul dalam sebuah peristiwa demokrasi yang mengagungkan nilai nilai kebebasan bagi setiap warga dalam menggunakan hak pilihnya.Beberapa Pemilihan Kepala Daerah telah memberi beberapa ilustrasi yang cukup untuk itu.

Di beberapa daerah juga terjadi konflik horizontal antar suku oleh karena terjadinya kesenjangan ekonomi diantara sesama anak bangsa.Kemudian tidak dapat dinafikan munculnya kegerahan kita sebagai bangsa karena atmosfir politik negeri ini juga mulai diisi oleh issu issu agama. Berdasarkan ini semua tidak salah untuk menyatakan generasi sekarang ini mempunyai " missi suci" untuk mempertahankan keutuhan bangsa.
Lalu bagaimana dengan identitas kebangsaan generasi masa depan.

Saya menjadi teringat artikel Sindhunata ,"Politik Kebangsaan dan Keadilan Sosial" yang kemudian mengutip Huntington yang menyatakan "Jika bangsa -bangsa sedang mencari jati dirinya ,sementara negara yang menghimpun mereka tak mampu memberi jawabnya,bisa dibayangkan ,bahwa negara kebangsaan akan kolaps",

Agak dapat dipastikan sejalan dengan ruang lingkup kehidupan yang mempengaruhinya maka generasi masa depan itu adalah generasi yang akan mencari jati dirinya.Identitas dan semangat kebangsaan yang dimilikinya tentu akan berbeda dengan yang dimiliki oleh generasi sebelum kemerdekaan dan juga berbeda dengan yang dimiliki generasi masa kini.Generasi masa depan adalah generasi Indonesia yang mungkin gamang menghadapi arus globalisasi yang begitu kuat. Mengacu pada pernyataan Huntington sebelumnya maka menjadi tugas Negara lah untuk menjawab dan merajut jati diri tersebut. Dalam konteks yang demikian Sumpah Pemuda dapat dijadikan sebagai rujukan simbolik dan historis untuk menjawab kegelisahan yang muncul akibat pencarian jati dirinya.

Walaupun di nyatakan interaksi antar warga global di masa depan seolah-olah tanpa batas negara (borderless country) tapi hal tersebut sebatas pengertian arus informasi dan gaya hidup semata sedangkan sejatinya semua orang butuh negara.Semua warga dunia pasti mengidentifikasi dirinya sebagai seorang warga dari sebuah negara.Disinilah peran penting Negara untuk memberi jawaban terhadap pencarian jati diri warga negaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun