Mohon tunggu...
Laila Maratus
Laila Maratus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Malang

saya memiliki hobi kuliner, travelling, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruh Islam dalam Ideologi Pancasila

25 September 2022   13:00 Diperbarui: 25 September 2022   13:04 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini Indonesia tengah di uji dengan banyaknya problematika serius yang dapat mengancam kehaarmonisan kehidupan beragama dan bernegara. Salah satunya yaitu munculnya gerakan atau aliran radikalisme yang ingin merubah dasar negara kita yakni pancasila dengan membenturkan antara pancasila dengan islam.

Pancasila itu adalah dasar negara yang di dalam proses perumusannya membutuhkan waktu yang sangat panjang dan penuh dengan lika liku baik dari pihak pemerintah maupun masyarakatnya, di dalam proses perumusannya di masa itu, dulu pancasila tidak langsung di terima. 

Di masa itu juga proses perumusannya itu malah menjadikan banyak terjadinya perdebatan di antara tokoh tokohnya, apalagi sekelompok islam tertentu ingin memperjelas identitas keislamannya dalam pancasila. 

Hal ini tentulah sangat berbahaya, terutama bagi para generasi bangsa. Karena para generasi bangsa inilah yang akan meneruskan dan tetap menjaga keutuhan ideologi pancasila hingga seterusnya.

Penyusun Pancasila sebagai ideologi negara tidak hanya tokoh nasionalis namun tokoh tokoh ulama' islam juga ikut dalam proses perumusan Pancasila. 

Pada, sila Ketuhanan Yang Maha Esa, salah satu tokoh ulama' itu yaitu KH Hasyim Asy'ari, beliau di minta oleh Sukarno untuk mengistikhorohkan mengenai perumusa  sila pertama yang awalanya itu berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemelukanya".

Namun KH Hasyim Asy'ari memiliki prinsip bawasannya kemerdekaan suatu negara ini adalah kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia, sedangkan perpecahan merupakan kerusakan sehingga dasar negara harus berprinsip menyatukan semua.

Sumber: republika.co.id
Sumber: republika.co.id

Bentuk istikoroh dari Kh Hasyim asy'ari ketika detik detik Pancasila dijadikan sebagai ideologi negara beliau meminta petunjuk kepada allah dengan berpuasa 3 hari, menghatamkan al qur'an dan membaca al fatiha sampai pada ayat

beliau mengulanginya sampai 350.000 kali. Setelah puasa 3 hari beliau sholat istikhoroh dengan rokaat pertama membaca surat at taubah sebanyak 41 kali, sedangkan rokaat ke dua beliau membaca surat al kahfi sebanyak 41 kali. kemudian beliau istikhoroh tidur. 

Sebelum tidur KH Hasyim Asy'ari membaca ayat terahir dari surat al kahfi sebanyak 11 kali. Hasil dari istikhoroh KH Hasim Asy'ari memutuskan bahwa Pancasila sudah betul namun di sila pertama yang berbunyi "ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam  bagi pemeluk-pemeluknya" perlu untuk di hapus karena Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip ketauhidan dalam islam.

Pada sila pertama ini sudah membuktikan terdapat keterkaitan yang erat antara ideologi Pancasila dan islam. Pada sila ke dua yang berbunyi kemanusiaan yang beradap ini menunjukkan sebuah nilai kesadaran sikap penghargaan atas nilai nilai kemanusiaan tampa memandang suku,ras,budaya, bahasa dan masih banyak lainnya. 

Penghargaan nilai nilai kemanusiaan inilah menuntut silap perilaku manusia untuk bersikap adil juga beradap. Adil terhadap dirinya dan adil terhadap manusia lainnya. Kaitannya dengan agama islam ini dapat di buktikan dalam firman Allah pada al qur'an surat an nisa ayat 135.  "Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi terhadap Allah walaupun terhadap dirimu sendiri ataupun terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. 

Jika dia (yang terdakwa) kaya atau miskin, maka Allah lebih tau kemaslahatan (kebaikannya) maka kamu jangan mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah bahwa Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan," .

Maka dapat dimaknai bahwasanya sila ke-2 ini mangajarkan untuk menjalin hubungan baik dengan sesama manusia secara beradap dan berakhlak sesuai denga apa yang diajarkan islam dan apa yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila.

Pada sila ke tiga Pancasila yang berbunyi "persatuan Indonesia" membuktikan bawasannya bangsa Indonesia itu terdiri dari beragam suku, budaya, agama, dan lain sebagainya sesuai dengan apa yang telah di sampaikan di sila ke-2. Keberagaman inilah yang menciptakan kesadaran dalam sikap batin akan kesamaan nasib yang meyatukan semua komponen masyarakat dalam sebuah semangat nasionalisme. 

Dan ini terbukti dengan adanya ayat al qur'an dalam surat al hujurot ayat 13.

"Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal."

Ini menggambarkan bahwasannya persatuan ialah prinsip terpenting dalam membangun masyarakat,mengingat Indonesia memiliki keberagaman yang tak jarang menimbulkan banyaknya perdebatan. Dan diantara islam dan Pancasila ini juga dianjurkan untuk Bersatu dan menghindari perpecahan.

Pada sila ke-4 yang berbunyi "Kerakyatan Yang Di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan" inilah seruan untuk mengutamakan kemaslahatan umat.sesuai dengan apa yang diajarkan dalam islam bahwasannya islam mengutamakan musyawarah dan kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan yang diharapkan, ini dapat dibuktikan dalam ayat al quran surat asy syura ayat 38

"Dan (bagi) orang-orang menerima (mematuhi) seruan Rabb-nya,dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan merekan menafkahkan sebagian dari rezeki, yang kami berikan kepada mereka,"

Nilai yang terkandung di dalamnya merupakan seruan untuk senantiasa bersikap bijaksana dan sesuai syariat islam.

Pada sila pancasila yang ke-5 yang berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" ini menerangkan bahwa keadilan sosial berkaitan dengan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dan islam telah memerintahkan umatnya untuk bermasyrakat yang adil, sesuai dengan ayat Allah dalam al qur'an surat an nahl ayat 90

"Sesunngguhnya allah menyuruh (manusia) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi (sedekah) kepada kaum kerabat, dan Allah  melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.dan memberi pengajaran kepadamu (manusia), agar kamu dapat mengambil pelajaran,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun