Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertambangan Emas Rakyat, Tak Ada Uang Pergi ke Gunung

14 Januari 2020   08:30 Diperbarui: 17 Januari 2020   11:37 2272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknik tambang bapasolo dapat merubah bentuk alami sungai secara permanen (Marahalim Siagian)

"Pertambangan rakyat adalah sektor informal di Gorontalo yang dapat menjadi gabus pengaman bagi golongan ekonomi kecil agar tidak jatuh lebih dalam ke jurung kemiskinan, namun juga dapat menjadi kubangan kemiskinan untuk jangka waktu yang tidak pasti".

Cuplikan syair lagu ini mengisahkah balada penambang emas di Gorontalo:

Sodari dulu sampai sekarangKita pe hidup cuma di tambang(Dari dulu hingga sekarang hidupku hanya di tambang)Pe stengah mati masuk keluar lubangKita pe badan so penuh deng pece(Setengah mati masuk keluar lubang, badan berlumuran dengan lumpur)Susah deng senang, kita so rasaBa kabilasa deng ba kongsiTatamba dengan barempelBatoyong siang deng malamMo basemprot deng mo ba dompengMo badulang deng mo ba pasoloItu semua, kita pe kerja demi mencari uang yang halal(Susah dan senangnya semua sudah ku rasakan, dari menambangan kabilasa, kongsi, batoyong, barempel, basemprot, badompeng, badulang, dan bapasolo, itu semua ku kerjakan, demi mencari uang yang halal) --Nasib Penambang, Lagu Daerah Gorontalo--

Masyarakat Gorontalo, khususnya golongan akar rumput, pergi ke gunung (lokasi tambang) adalah cara cepat untuk mengubah nasib. Namun, hasil dari pertambangan rakyat ibarat 'melempar dadu', pelung untuk menang (berhasil) dan peluang untuk kalah (merugi) sama besarnya.

Dengan oportunitas ekonomi yang demikian, pertambangan rakyat adalah sektor informal yang dapat menjadi gabus pengaman bagi ekomomi rakyat kecil agar tidak jatuh ke jurung kemiskinan yang lebih dalam, namun juga menjadi kubangan kemiskinan untuk jangka waktu yang tidak pasti.

Satu hal yang menarik dari sektor informal ini adalah, selalu ada sponsor, seperti saudagar emas yang bersedia memberikan modal awal serta peralatan kerja dalam bentuk pinjaman, termasuk bagi pemula yang terjun di usaha ini. Mereka adalah penerima benefisieris/keuntungan yang paling besar dari uang yang dihasilkan pertambangan rakyat, baik dalam kondisi rugi apalagi untung.

Dalam kondisi merugi dimana hasil emas yang didapat tidak bisa menutup biaya operasinal. Utang ya utang, penambang harus tetap membayar utang atau menutupi pinjamannya. Dari sini berkembang istilah, 'kalah satu kali menang tiga kali' atau 'kalah tiga kali, menang satu kali' kurang lebih artinya, tidak penah ada yang menang (untung) terus atau kalah terus (rugi).

Dalam kasus kalah atau merugi, sebenarnya bukan berarti tidak beroleh emas, namun jumlah emas yang diperoleh dengan seluruh biaya operasional, setelah dikurangi, hasilnya minus.

Secara umum, masyakat mengenal peta sebaran deposit emas yang ada di Gorontalo. Sebagian lokasi itu adalah lokasi pertambangan emas lama yang diusahakan bahkan sejak jaman kolonial; bekas eksplorasi perusahaan tambang--baik yang sudah ditinggalkan ataupun tidak dilanjutkan karena jumlah deposit emasnya tidak memadai dikelola dalam skala perusahaan; serta pengembangan dari situs-situs tambang emas yang baru pengembangan dari lokasi lama.

Jumlah rumah tangga yang terlibat dalam pertambangan emas rakyat di Propinsi Gorontalo diperkirakan 4 digit (ribuan) dan jumlah jiwa 5 digit (puluhan ribuan jiwa).

Para penambang yang pulang sambil membawa bibit pohon (Marahalim Siagian)
Para penambang yang pulang sambil membawa bibit pohon (Marahalim Siagian)
Angka-angka resmi dari pemerintah dengan pemutahiran berkala sulit di dapat. Pada tahun 2014, Dinas Kehutanan dan ESDM (Dishuttamben) Propinsi Gorontalo menyebut angka 10.350 yang beroperasi di 211 tromol (Dishuttamben:Penambang di Gorontalo 10.350, Antara Gorontalo Sabtu, 21 Mei 2016 16:51 WIB).

Angka di atas mungkin lebih kecil dari kondisi sebenarnya, mengingat kegiatan pertambangan rakyat masih kurang terdata dengan rapi, terutama karena sifat pertambangan rakyat di Gorontalo justru lebih banyak dalam kawasan hutan bukan di WPR (wilayah pertambangan rakyat) yang ditentukan dan diberi ijin oleh pemerintah daerah.

Sebaran tambang emas di Propinsi Gorontalo (Sumber:www.indominingmap.com)
Sebaran tambang emas di Propinsi Gorontalo (Sumber:www.indominingmap.com)
Sebagai salah satu sektor informal yang jumlahnya cukup signifikan, kegitan pertambangan rakyat seperti bergerak dalam duniannya sendiri, tata kelolanya belum berjalan dengan baik.

Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan Burung Indonesia (Fajar Kaprawi, 2016 dan Marahalim Siagian, 2017), menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan emas rakyat di Gorontalo tidak saja bersifat lokal, namun lintas kabupaten. Misalnya, penduduk dari Kabupaten Boalemo lumrah menambang emas di wilayah Kabupaten Pohuwato, demikian sebaliknya.

Orientasi kegiatan pertambangan rakyat pun berkembang berdasarkan cerita dari mulut ke mulut yang beredar di kalangan para penambang. Pergerakannya ditentukan, dimana orang beroleh emas banyak.   

Sifat dari resiko inilah yang membuat kegiatan pertambangan rakyat menjadi tidak stabil. Apa buktinya?

**

Talang yang dilapisi karpet untuk menangkap butiran emas (Dokpri)
Talang yang dilapisi karpet untuk menangkap butiran emas (Dokpri)
Hulu Sungai Paguyaman, Kabuaten Boalemo, adalah salah satu lokasi pertambangan rakyat yang sudah berumur lebih dari satu dekade. Kawasan pertambangan itu berada dalam kawasan hutan dalam wilayah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) unit V Boalemo. Selain di area yang disebut, lokasi tambang rakyat lainnya terdapat di hampir seluruh kabupaten di Gorontalo.

Pada tahun 2016, berdasarkan 'true ground check' (Fajar Kamprawi/Burung Indonesia, 2016, laporan internal) terdapat 18 situs tambang aktif di hulu sungai Paguyaman pada daerah aliran Sungai Sapa. 

Pada tahun 2017 akhir, penulis melakukan pemutahiran data pada lokasi yang sama dengan metode yang sama (true ground check) dimana 176 situs tambang emas rakyat telah diregistrasi di sepanjang das yang menjadi lokasi pertambangan emas rakyat. 

Dari 176 tersebut, tinggal 4 situs yang masih aktif.

Lokasi dan sebaran tambang emas rakyat di hulu Sungai Paguymanan (Marahalim Siagian)
Lokasi dan sebaran tambang emas rakyat di hulu Sungai Paguymanan (Marahalim Siagian)

Praktik menyembunyikan butiran emas di kalangan penambang lajim terjadi, namun tidak pernah dalam jumlah besar. Misalnya dengan cara menyembunyikan nuget emas dalam rambut.

Ketidakstabilan jumlah penambang dalam kasus ini dipengaruhi oleh jarak dan deposit emas potensial. Semakin ke hulu sungai, semakin tinggi biaya operasional tambang.

Tambang emas rakyat belum menggunakan teknologi yang dapat mempertinggi peluang keberhasilan penambangan seperti teknologi pendugaan deposit emas yang dikenal dalam pertambangan modern. 

Walaupun penambang rakyat mengenal penciri suatu lokasi yang mengandung deposit emas, namun kurang memberikan kepastian seberapa besar deposit emas pada area atau pada suatu situs galian.

Dari empat yang masih aktif, jumlah penambang keseluruhannya 22 orang, seperti yang diperlihatkan tabel di atas.

Selain laki-laki, perempuan juga terlibat dalam kegiatan pertambangan. Peran mereka adalah menyiapkan konsumsi bagi para penambang yang curahan jam kerjanya lebih banyak di lokasi tambang.

Dari 4 kelompok penambang aktif yang di obeservasi, jumlah rata-rata anggota kelomponya adalah 5-6 orang per kelompok.

Sistem bagi hasil di antara penambang yang jamak terjadi adalah, setiap penambang memperoleh 1 bagian dari total hasil emas yang diperoleh, setelah dikurangi biaya-biaya.

Emas hasil tambang alluvian mining selain berupa serbuk kadangkala berupa nugget (Marahalim Siagian)
Emas hasil tambang alluvian mining selain berupa serbuk kadangkala berupa nugget (Marahalim Siagian)
Perempuan yang menjadi juru masak, satu atau dua orang, mendapat 1 bagian dari hasil bersih. Resminya, itulah upah yang mereka terima. Selain dari pembagian yang diperoleh dari hasil kelompok, kadangkala perempuan memanfaatkan waktu luangnya untuk mendulang emas di tepi sungai. 

Walupun hasilnya tidak selalu pasti namun mereka biasa mendapatkan setengah gram emas hingga beberapa gram emas selama satu periode (4-5 pekan), hasil itu menjadi hak istimewa mereka atau tidak dihitung sebagai hasil perolehan kelompok.  

Praktik menyembunyikan butiran emas di kalangan penambang lajim (juga) terjadi, namun tidak pernah dalam jumlah besar.  Misalnya, dengan cara nuget emas diselipkan/disembunyikan di rambut. Mereka yang sudah lama di dunia tambang memiliki sistem pengawasan yang unik. Jadi orang tidak selalu dapat menyembunyikan emas serta berhasil tanpa ketahuan.

Peremuan juru masak penambang (Marahalim Siagian)
Peremuan juru masak penambang (Marahalim Siagian)
Jika ada 6 orang dalam satu kelompok, jumlah emas yang diperoleh misalnya 25 gram dalam satu periode, maka kemungkinan pembagiannya adalah 2 gram per orang atau sekitar 1.2 juta, dengan asumsi harga jual emas row material Rp.600.000 per gram. 

Lebih dari separoh hasil tambang mengalir ke sponsor (pemodal) yang memodali mereka dengan uang dan peralatan di awal usaha.

Namun, jumlah di atas bukanlah hasil terbaik. Kelompok yang paling beruntung bisa saja mendapat 1 nugget emas seberat 50 gram. Sebaliknya, hasil tambang per periode bisa hanya beberapa gram saja, tidak dapat menutup biaya-biaya.

Selain komponen makanan, jenis pengeluaran yang besar adalah jasa 'kijang' atau upah transporter logistik bagi penambang.

https://www.kompasiana.com/marahalimsiagian/5dc1cd09097f3623031d1d92/manusia-bejuluk-kijang

Kelompok penambang aktif yang di wawancarai menyebutkan, dalam satu periode mereka dapat menghabiskan 35 liter BBM yang dipergunakan untuk peralatan mesin. Harganya Rp. 290.000 atau sekitar 8.300 per liter. Ongkos angkutnya Rp.300.000. Dengan demikian, harga BBM itu di lokasi tambang menjadi Rp.16.850/liter.  

Pengunaan mesin dalam teknik pertambangan rakyat adalah salah satu cara yang dikenal. Beberapa teknik pertamabangan lainnya untuk tipe tambang alluvial mining adalah:

BATOYONG adalah cara menambang emas dengan mengektrasi kandungan emas dari bebatuan dengan cara mengilingnya dalam tromol. Jenis-jenis batu yang mangandung emas disebut 'makora'. Batuan yang disebut 'makora' tidak spesifik berwarna tertentu.

Dalam prosesnya, bebaatuan itu di rempel (dipecah-pecah) menjadi bagian yang lebih kecil kemudian di masukkan dalam mesin penggiling tromol. Bebatuan itu digiling selama lebih kurang 2 - 2.5 jam. Materialnya dipindahkan ke wadah berbeda, material yang disisakan dicampur dengan air perak (merkuri) guna menangkap material emas (proses amalgamasi untuk emas dalam bentuk serbuk).

Penambangan emas dengan teknik ini membutuhkan penggunaan air perak yang besar.  Penambang memberikan perbandingan sebagai berikut: 2 (ukuran) helm batu 'makora' (batuan yang mengandung emas) dicampur dengan 1 kilo gram air perak.

Pencampuran air perak dilakukan setelah batuan dihancurkan dalam tromol, kemudian emas dipisahkan menggunakan saringan kain berbahan parasut. Proses ini disebut 'baramas'--sebagai cara pemisahan material emas dengan material bukan emas. Penambang memberikan penilaian bahwa cara produksi ini (batoyong) memiliki peluang yang lebih baik dibandingkan dengan cara lain.

Tromol, tabung berbahan besi tempat makora (batu mengandung emas) di giling selama 2-2.5 jam untuk mengekstrak emas yang terkandung didalamnya. Proses mengesktrak material emas dalam tromol dengan bantuan motor diesel (Marahalim Siagian)
Tromol, tabung berbahan besi tempat makora (batu mengandung emas) di giling selama 2-2.5 jam untuk mengekstrak emas yang terkandung didalamnya. Proses mengesktrak material emas dalam tromol dengan bantuan motor diesel (Marahalim Siagian)
BAPASOLO adalah cara menambang emas di badan sungai dengan membagi sungai (partisi), dimana bagian sungai yang kering kemudian ditambang. Teknik ini tidak menggunakan mesin namun curahan tenaga kerja untuk membendung sungai serta memisahkannya menjadi dua bagian menjadi lebih besar. Penambang kemudian mendulang material yang berada di permukaan sungai.

Teknik tambang bapasolo dapat merubah bentuk alami sungai secara permanen (Marahalim Siagian)
Teknik tambang bapasolo dapat merubah bentuk alami sungai secara permanen (Marahalim Siagian)
PARETAN adalah cara menambang emas dengan menyalurkan material tambang dari parit yang terhubung dengan talang. Teknik ini dilakukan pada musim penghujan dimana debit air sungai meningkat serta membawa material permukaan yang mengandung emas. Dalam teknik ini, karpet dari bahan plastik atau ijuk menjadi sangat penting. Karpet atau ijuk tersebut dipergunakan untuk menangkap material sungai yang terbawa arus melewati "paretan" yang dibuat.

Kebutuhan ijuk untuk penambang cukup besar. Berdasarkan hasil studi penulis tahun 2018, transaksinya mencapai 240 juta per tahun di Kabupaten Pohuwato saja (https://money.kompas.com/read/2017/06/07/100000126/manfaatkan.hasil.hutan.ijuk.lebih.ekonomis.dibanding.kayu).  Teknik ini membuat input (biaya) pertambangan menjadi murah di satu sisi ,  di sisi lain mendongkrak pendapatan pencari HHBK (hasil hutan bukan kayu) ijuk yang menjadi pemasok untuk kebutuhan tambang emas rakyat.

Di luar 3 teknik pertambangan emas rakyat di atas, BADULANG atau mendulang adalah bentuk-bentuk yang paling umum yang dikenal dalam dunia pertambangan rakyat di Gorontalo dan Indonesia.

Mendulang emas (Marahalim Siagian)
Mendulang emas (Marahalim Siagian)

Apa dampak lingkungan pertambangan rakyat?

Guna menakar seberapa besar tingkat kerusakan lingkungan kegiatan pertambangan emas rakyat, penulis  menunggunakan 5 (lima) indikator berikut; (i). vegetasi yang hilang (ii). meterial yang hilang atau material losses (iii).  perubahan warna air (kekeruhan) dilokasi tambang dan sekitarnya (iv). penurunan mutu (kualitas) air (v). peningkatan sedimentasi sungai serta (vi) penurunan keragaman hayati.

Cemaran air-kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi-total zat terlarut (COD) tidak termasuk dalam studi ini.  

  • VEGETASI YANG HILANG

Dalam operasinya, penambang membersihkan vegetasi yang ada di lokasi tambang termasuk pepohonan besar dan kecil. Hilangnya tanah permukaan menyebabkan permudaan alami (regenerasi pohon) lebih lambat. Anakan pohon sulit tumbuh pada lapisan tanah yang telah dikupas hingga ke lapisan bebatuan.

Vegetasi hutan yang hilang (Marahalim Siagian)
Vegetasi hutan yang hilang (Marahalim Siagian)
  •  MATERIAL YANG HILANG (MATERIAL LOSSES) 

Operasi pertambangan meninggalkan banyak lubang mengganga yang kemudian tergenangi air dan menjadi kolam-kolam kecil disepanjang sungai (dari hulu-ke hilir). Beberapa situs galian tambang yang dekat dengan tebing sungai membuat tanah kurang stabil lalu longsor saat musim penghujan. Pada kasus lain yang diamati, situs galian tambang yang cukup dekat dengan sungai dapat tertutup kembali dengan pasir dan tanah yang dibawa oleh banjir. Namun situs permudaan alami sulit terjadi karena tanah humusnya kurang.

Material yang hilang/ material losses (Marahalim Siagian)
Material yang hilang/ material losses (Marahalim Siagian)
  • KEKERUHAN (perubahan warna air)

Saat kegiatan pertambangan beroperasi, air sungai berubah warna dari putih jernih menjadi warna kecoklatan.  Kekeruhan air terjadi karena penambang memisahkan tanah dengan bebatuan dan mengencerkannya dengan semprotan air bertekanan tinggi. Kekeruhan ini terjadi di sepanjang daerah aliran sungai selama beberapa jam, namun dapat juga berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu selama proses pertambangan berlangsung.

Kekeruhan air/perubahan warna (Marahalim Siagian)
Kekeruhan air/perubahan warna (Marahalim Siagian)
  • PENURUNAN MUTU (KUALITAS) AIR

Kegiatan pertambangan menurunkan kelas baku mutu air, dari kelas I yakni kelas air minum, turun ke kelas II yakni air yang peruntukannya untuk prasarana/sarana rekreasi air,  pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang sama dengan itu. 

Penurunan mutu air (Marahalim Siagian)
Penurunan mutu air (Marahalim Siagian)
  • PENINGKATAN SEDIMENTASI SUNGAI

Banyaknya material tanah dan batuan yang terbuang ke badan sungai menyebabkan pendangkalan atau sedimentasi. Pendangkalan sungai berakibat pada menurunnya daya tapung air di sepanjang sungai. Penurunan kapasitas ini menyebabkan air lebih mudah meluap saat volume air lebih besar di musim penghujan serta menggenangi riparian (daerah di sepanjang sungai).

Sedimentasi sungai (Marahalim Siagian)
Sedimentasi sungai (Marahalim Siagian)
  • MENURUNYA KERAGAMAN HAYATI

Observasi di sepanjang 12 km area penambangan, ikan sangat jarang ditemukan. Para penambang juga melakukan penyetruman ikan, menembak dan memasang jerat burung, serta perburuan Anoa. Walaupun kegiatan ini tidak selalu intensif namun cukup signifikan menurunkan keragaman hayati, terutama populasi ikan sungai.

Kegiatan penyetruman ikan dan penangkapan satwa liar (Marahalim Siagian)
Kegiatan penyetruman ikan dan penangkapan satwa liar (Marahalim Siagian)

Bagaimana dengan mercuri?

Tambang emas rakyat tipe 'alluvial mining' tidak selalu menggunakan mercuri (Hg) jika butiran emasnya cukup besar. Biasanya cukup dikumpulkan dengan menggunakan dulang. Namun 'total suspended solid' (total padatan tersuspensi) di tubuh air menjadi luar biasa tinggi karena material lumpur diencerkan dengan mesin kompresor bertekanan tinggi. Hal ini menjelaskan mengapa mercury (Hg) kadarnya tidak terlalu tinggi pada hasil penilain tingkat cemaran sungai, namun Fe (besi) menjadi cukup tinggi ditemukan di inlet dan outlet irigasi (hilir) pada sejumlah sungai pada laporan berkala penilaian sungai Dinas Lingkungan Hidup Daerah.

Istilah dalam dunia pertambangan rakyat

  • Binter adalah butiran emas yang beratnya lebih dari 1 gram
  • Makora adalah bebatuan yang mengadung material emas
  • Masuru adalah mineral prospeksi yang dapat menunjukan keberadaan bijih emas. Dikenali adalah logam pirit (FeS) hasil penggabungan unsur besi (Fe) dengan belerang (S) yang membuat material besi menjadi berwarna. Masuru mirip dengan emas. Selain berwarna kuning keemasan, warna masuru meliputi putih, merah, biru, dan hitam.  Masuru sinonim dengan "penghantar emas",  "emas mentah", atau "emas palsu".
  • Paja adalah perkakas rotan alat untuk menyaring bebatuan dengan tanah
  • O'Ayanga adalah dulang alat untuk mengayak material emas pada tipe tambang terbuka/alluvial mining.
  • Hungayo moito  adalah pasir hitam endapan terakhir pada dulang bersama material emas.
  • Pakeke adalah linggis alat untuk mengungkit material padat seperti  batu
  • Popoti adalah cangkul alat untuk membongkar, menggaruk, atau memindahkan  tanah
  • Kalah adalah merugi dalam istilah pertambangan rakyat
  • Batu rep adalah jenis batu yang mengadung emas. Batuan ini dikenal 3 jenis yakni, kopiko, superbusa, batu kaca
  • Karpet adalah karpet  berpori yang berfungsi untuk menangkap material emas,sama fungsinya dengan ijuk.
  • Talang adalah saluran berbetuk segi empat terbuat dari 3 bilah papan (bagian atas terbuka) dimana pada lantainya dipasangi karpet untuk menangkap material emas
  • Batoyong adalah cara menambang emas dari bebatuan dengan mengiling bebatuan dalam tromol
  • Bapasolo adalah cara menambang emas di badan sungai dengan cara membagi sungai, bagian sungai yang kering kemudian ditambang.
  • Paretan adalah menambang emas dengan cara menyalurkan material tambang dari parit yang terhubung dengan talang menggunakan pompa dan atau memanfaatan material yang terbawa air sungai di musim penghujan.
  • Dompeng adalah mesin diesel yang digunakan dalam kegiatan pertambangan
  • Kijang adalah orang yang dapat dibayar untuk jasa mengangkut logistik tambang dari desa ke lokasi tambang. Kuat mengangkut barang, ahli berjalan cepat serta mengenal medan dengan baik sehingga logistik dapat sampai dengan cepat. Istilah ini juga berlaku untuk transporter logistik yang menggunakan bantuan sepeda motor yang telah mengalami modifikasi untuk medan berat di hutan.
  • Air perak adalah air raksa atau merkuri yang berwarna perak

Karpet dan dulang alat pertambangan rakyat (Marahalim Siagian)
Karpet dan dulang alat pertambangan rakyat (Marahalim Siagian)

 Penutup

Ada banyak cerita sukses dimana penambang dapat merubah nasibnya dari hasil tambang emas, dari kondisi sebelumnya miskin menjadi lebih mapan secara ekonomi. Mereka memiliki usaha senditi atau bahkan menjadi bos bagi penambang.  

Namun, pertambangan rakyat juga menenggelamkan banyak rumah tangga dalam situasi gali lubang tutup lubang--sebagai konsekuensi sifat pertambangan yang spekulatif. 

Salah seorang penambang mengatakan, ia perlu 3 tahun setelah berhenti untuk menutupi utangnya di warung. Selama itu pula, ada rasa malu jika bersua dengan pemilik warung karena takut di tangih utang yang menahun. 

Orang (sepertinya) harus dapat menentukan waktu yang tepat kapan harus berhenti, untuk selanjutnya memulai usaha atau pekerjaan yang lebih pasti serta stabil.

Sisi lain yang dibawa dunia pertambangan rakyat adalah perempuan dan alkohol. Bagi sebagian penampang, uang ibarat kumis, kalau dicukur akan tumbuh lagi. Segera setelah beroleh uang 3-4 juta, mereka akan minum sampai mabuk. Seperti kutukan, uang mudah datang, mudah pula pergi. Habis uang pergi lagi ke gunung. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun