Mohon tunggu...
Manusia Biasa
Manusia Biasa Mohon Tunggu... -

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Ahok Didukung Mayoritas Warga Jakarta

5 Maret 2016   11:38 Diperbarui: 5 Maret 2016   12:54 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benarkah Ahok didukung mayoritas warga Jakarta ? Orang yang menolak Ahok bukan hanya masalah agama dan suku. Penentang Ahok beralasan bahwa pemimpin bukan hanya anti korupsi tetapi juga harus bisa merangkul dan diterima semua pihak. Ahok memang populer di kalangan orang Jawa, Tionghoa dan Batak. Tetapi Ahok kurang diterima kelompok Betawi, Sunda dan Minang Melayu. Ahok juga terlalu kasar dan keras bicaranya. Bahkan di luar negeripun tidak ada pemimpin yang bicaranya sekasar Ahok. Kebijakan Ahok juga bias karena tahun 2015 tetapi menolak pengajian akbar di Monas. Ahok melarang penjualan kambing kurban Idul Adha di jalan dengan alasan kotor tetapi mengizinkan penjualan terompet tahun baru di sepanjang jalan Jakarta.

Tugas pemimpin adalah untuk pembangunan makro dan bukan memberantas korupsi yang tugas penegak hukum. Ahok dinilai gagal dalam bidang pembangunan makro seperti gagal mengatasi banjir dan macet Jakarta, tanpa program jelas, tidak berhasil mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Jakarta, kurang sukses mengangkat iptek dan sosial budaya Jakarta, tidak ada proyek inovatif kreatif dibawah rezim Ahok. Kontras dengan kepala daerah di berbagai daerah yang menerima penghargaan karena sukses di bidang makro seperti pertanian, peternakan, pendidikan, ekonomi, lingkungan dll. Persepsi Ahok anti korupsi didapat dari perilaku Ahok yang gemar meneriakkan slogan anti korupsi dan menuduh pihak lain sebagai koruptor meski tanpa bukti. Ini dipercaya pendukung Ahok yang fanatik. 

Ahok juga kerap mengaitkan PNS dengan korupsi berarti Ahok secara tidak langsung sudah menghina PNS. Padahal PNS relatif bersih karena gerakan reformasi birokrasi oleh SBY. Penerimaan PNS memakai tes komputer, proyek APBD dengan ditenderkan biaya terendah dan diaudit. Justru pegawai swasta yang sekarang terkorup karena tidak ada tender dan tes penerimaan tidak jelas. Malah PNS DKI Jakarta justru kaya raya karena tunjangannya dinaikkan secara drastis oleh Ahok sendiri.

Pencitraan Ahok sebagai pemimpin bersih anti korupsi juga bohong karena tidak ada koruptor yang berhasil ditangkap Ahok sejak menjabat sebagai Bupati Beltim, DPR dan Gubernur Jakarta. Malah Ahok tersangkut korupsi secara tidak langsung. Ada 2 versi korupsi : memperkaya diri sendiri atau korupsi sengaja dan memperkaya orang lain atau kecerobohan. Ahok meskipun jujur tapi ceroboh merugikan negara dalam kasus RS Sumber Waras dan ikut tanda tangan proyek korupsi tahun 2014. Meski Ahok sempat berkelit dan mengklaim yang tanda tangan Jokowi tetapi hakim di persidangan malah berhasil menunjukkan tanda tangan Ahok. Sehingga Ahok pun mengakui itu tanda tangannya dengan gugup. 

Ahok juga tersangkut kasus lain yaitu menerbitkan ijin reklamasi Pluit ke suatu pengembang besar tetapi ditolak oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ahok mengklaim APBD Jakarta dikorupsi oleh UPS dan ada dana siluman. Padahal nilai APBD hampir sama antara versi Ahok dan DPRD Jakarta. Ternyata ada proyek APBD versi Ahok yang nilainya lebih mahal dari proyek APBD versi DPRD. Yaitu renovasi rumah sakit dan SD. Dimana menurut APBD versi Ahok renovasi rumah sakit Rp. 200-300 Miliar per RS dan renovasi SD rata rata Rp. 10 Miliar per SD. Ahok juga ceroboh dalam kasus korupsi Busway. Proyek APBD adalah untuk penyerapan tenaga kerja karena politisi sudah kaya dari pengusaha dan gaji.

Pendukung Ahok standar ganda. Mereka mengklaim mendukung Ahok karena anti korupsi dan berhasil. Tetapi kenapa mereka tidak mendukung KPK dan Abraham Samad yang lebih berjasa menangkap ratusan orang koruptor ? kenapa mereka membiarkan 35 koruptor BLBI terbesar Indonesia di daftar Kejagung yang lari ke luar negeri ? kenapa mereka menerima Ahok dicalonkan partai terkorup di KPK ? Kenapa mereka malah menjelekkan kepala daerah lain yang berprestasi seperti Ridwan Kamil dan Ahmad Heryawan ?  Uuntuk kedepannya Ahok hanya bisa jadi Gubernur DKI Jakarta kedua yaitu 2017-2022 setelah itu menganggur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun