Mohon tunggu...
Maniar Turnip
Maniar Turnip Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ikut Peduli pada Krisis Dunia dari Pemberitaan Agence France Presse

26 September 2020   19:15 Diperbarui: 26 September 2020   19:29 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agence France Presse atau AFP adalah kantor berita internasional yang terbesar urutan ketiga setelah Reuters dan Associated Press. Kantor berita yang sudah berdiri sejak tahun 1835 ini menyediakan artikel yang lengkap bagi seluruh kliennya di dunia. Artikel-artikel tersebut meliputi artikel ekonomi, politik, budaya, diplomasi, berita nasional maupun internasional dan lain sebagainya. 

Artikel-artikel ini juga ditulis oleh beragam koresponden dari Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Timur Tengah. Sebagai kantor berita internasional, AFP juga mempunyai jangkauan jaringan terjauh dibandingkan layananan berita yang lain. Wilayah yang kerap susah mendapatkan berita pun dapat dijangkau AFP sehingga warga yang berada di wilayah ini bisa terus mengakses berita setiap harinya.

Semenjak berdirinya, AFP telah mendapatkan banyak penghargaan atas liputan beritanya yang terus berkelanjutan. Seperti saat menjadi saluran berita yang pertama kali memberitakaan kematian dari Paus Yohanes Paulus I, Stalin, dan Indira Gandhi. Kantor berita internasional ini pun mempunyai pendirian dalam membuat analisis yang obyektif dan tidak ingin seolah-olah menjadi alat propaganda, dan akibatnya AFP pun dikeluarkan dari beberapa konfreni pers dan dijauhi oleh Gedung Putih. (McPhail, 2014, hal. 229)

Dari sekian banyak artikel berita yang diberitakan oleh Agence France Presse, Penulis merasa tertarik terhadap topik tentang krisis yang akhir-akhir ini terjadi di dunia. Artikel berita pertama yang menarik perhatian Penulis adalah proses peliputan kampanye Black Lives Matter oleh tim jurnalis AFP yang memberikan pengaruh dan perdebatan sendiri tentang krisis hak asasi manusia yang sedang terjadi. 

Kampanye yang mengangkat isu rasisme di Amerika Serikat ini ditulis oleh seorang koresponden AFP dan juga seorang video editor bernama Jihan Ammar, dan dalam artikel ini, Ammar menyebutkan bahwa ia dan rekan-rekannya merasa tidak nyaman saat melihat video singkat George Floyd, bahkan suami dari koresponden mengatakan bahwa menjadi warga berkulit hitam di Amerika Serikat adalah sebuah masalah. (Ammar, 2020)

Dokumen Pribadi, hasil screenshoot halaman AFP
Dokumen Pribadi, hasil screenshoot halaman AFP
Penulis juga membaca artikel berita tentang krisis yang sedang terjadi di Venezuela. Apalagi kalau bukan krisis ekonomi, dimana dalam artikel ini koresponden bernama Maria Isabel Sanchez, mantan kepala biro AFP di Caracas, Venezuela. 

Dalam artikel ini ia menceritakan bagaimana Maria berusaha bertahan hidup ditengah negara yang terkena inflasi besar-besaran. Dimana saat itu ia merasakan panjangnya antrian hanya untuk membeli minyak, tepung atau tisu toilet, lalu bagaimana rasanya diikuti oleh seseorang pengendara motor yang setiap waktu bisa saja menodongkan pistolnya untuk mencuri handphone Maria.

Ia juga merasa ketakutan saat berada di Venezuela lewat cerita Alejandra yang pada umur 14 tahun secara langsung menyaksikan temannya menembak mati orang lain, melihat demo kontra di jalanan, menyaksikan awan gas air mata yang menutupi matahari terbenam dan masih banyak lagi pengalaman hidup Maria di tengah negara yang seolah diambang kehancuran karena inflasi besar-besaran. (Sanchez, 2020).

Dari kedua artikel berita ini Penulis dapat merasakan apa yang sedang terjadi di belahan dunia lain dari gaya cerita kedua koresponden. Jihan Ammar yag memberitakan bagaimana pengaruh kampanye Black Lives Matter baginya dan teman-teman satu timnya serta Maria Isabel Sanchez yang berbagi pengalaman bagaimana kehidupan di tengah krisis inflasi negara, keduanya berhasil menuangkan pengalaman mereka dalam bentuk cerita. Hal ini menjadi suatu kelebihan dimana para pembaca artikel nantinya dapat ikut merasakan apa yang terjadi dalam artikel tersebut dan akhirnya dapat menumbuhkan rasa peduli terhadap krisis-krisis yang ada.

Dari sini lah kepedulian masyarakat dapat merebak, seperti kampanye Black Lives Matter, tidak hanya warga Amerika yang menyuarakan protes mereka terhadap rasisme, tetapi banyak orang dari belahan dunia lain juga akhirnya bisa menyuarakan protes mereka untuk melawan rasisme, dan tidak hanya untuk ras kulit hitam, namun ras-ras minoritas lainnya. Cerita dari koresponden yang membuat pembaca merasa terhubung dengan kondisi terkini lah yang dapat menjadi suatu penggerak dalam kehidupan sosial.

#komglob05

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun