Mohon tunggu...
Mang Ucup
Mang Ucup Mohon Tunggu... Penulis - Saya suka menulis dan menulis merupakan kegiatan yang indah buat saya

Saya orang Bandung yang suka travelling dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM - Basa Basi Maaf, Bag 2

21 April 2022   17:25 Diperbarui: 21 April 2022   17:32 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BBM -- Basa Basi Maaf - Bag. 2

Kenapa saya menilai budaya Mohon Lahir Batin ini hanya sekedar budaya basa-basi dekorasi pemanis bibir dan pemanis mata saja?

Kagak percaya, tanyalah sama diri sendiri, pernahkan Anda merenungkannya sejenak kalimat Mohon Maaf tsb sebelumnya Anda mengirimkan kartu, email atau SMS tsb?

Permohonan maaf tsb hanya berfungsi, karena sudah dari sononya begitu, jadi bukannya karena keinginan sipengirim ataupun ditulis khusus dengan tulisan tangan sipengirim.

Kita mengirim kartu ataupun mengucapkan Mohon Maaf Lahir Batin  tanpa perlu dipikirkan lagi, itu otomatis bisa keluar nyerocos begitu saja, karena ini sudah merupakan tradisi atau karena sudah dicetak di dalam kartunya.

Saking banyaknya saling memaafkan lahir dan batin, maka yang diucapkan itu hanya "lahir batin Pak Dhe"sambil salaman. Terkadang malah ada yang salaman sambil hanya mengucapkan "tin" saja. Jadi boro-boro minta maaf melalui batin, secara lahiriah pun sudah tak tersirat lagi di otak kita, karena hanya sekedar numpang lewat di jidat saja.

Disamping itu permohonan maafnya pun dalam bentuk "Kodian", yang dikirim secara "Grosiran" dalam jumlah besar, bukannya "Eceran". Bukannya yang khusus ditujukan dan ditulis untuk saya tulen, melainkan karena kalimat "Permohonan Maaf" tsb sudah tercantum dicetak dikartu atau karena hanya mem-fwd SMS orang saja.

Maka dari itu kalau ia benar2 serious mau minta maaf, kenapa harus menunggu hingga tibanya hari raya Idul Fitri bukan sebelumnya. Apakah permohonan maaf itu seperti juga penutupan buku neraca akhir tahun yang dilakukan hanya setahun sekali saja untuk melihat laba dan rugi nya untuk berkawan dengan seseorang ?

Maka dari itu janganlah heran kalau banyak orang yang menilai permohonan maaf lahir & batin yang diajukan pada saat hari raya Idul Fitri tidak dapat ditanggapi secara serious, karena hal ini lebih menjurus kepada tradisi yang sekedar basa-basi atau budaya dekorasi saja.

Walaupun demikian mang Ucup mendukung sepenuhnya budaya Mohon Maaf Lahir Batin ini, karena tidak ada salahnya minta maaf entah kepada siapapun juga. Disamping daripada menghujat atau mengutuk orang lebih baik mengirimkan ucapan permohonan maaf lahir Batin.

Saya akhiri tulisan ini dengan permohon Maaf Lahir Batin dari Man Ucup apabila ada pembaca yang merasa tersinggung oleh oret-oretan maboknya Mang Ucup.

Dengan ini juga saya hendak mengucapkan Selamat menyongsong Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1453 Hijriyah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun