Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Rahmatullah Safrai

Founder Sekumpul EduCreative dan Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Api Flaring PT LCI Terus Menyala, Pemerintah Daerah Kok Senyap?

25 Mei 2025   19:36 Diperbarui: 25 Mei 2025   19:36 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyala api flaring PT LCI (foto Mang Bobi) 

Cerobong flaring milik PT Lotte Chemical Indonesia terus menyemburkan api dan asap hitam ke langit Cilegon. Pemandangan ini tak lazim, apalagi jika mengacu pada klaim perusahaan bahwa kondisi pabrik dalam keadaan "baik-baik saja".

Api menjilat tinggi, merah menyala, disertai dengung mesin dan bau gas yang menyengat. Sejak awal beroperasi lima hari lalu, kobaran itu tak juga padam. Asap hitam pekat mengepul siang dan malam, menyelimuti langit layaknya mimpi buruk yang tak kunjung usai.

Warga yang tinggal di sekitar kawasan industri terkejut dan resah. Setiap hari mereka menyaksikan langit memerah di malam hari dan menghitam di siang hari.

Banyak yang merekamnya dengan ponsel, membagikannya ke media sosial, berharap ada yang mendengar. Tapi yang datang justru sunyi dari pihak berwenang.

Juhdi (43), warga Kecamatan Grogol, mengaku baru kali ini melihat kobaran sebesar itu. "Sekarang malah seperti kebakaran. Getaran juga terasa," ujarnya.

Sudah lima hari berlalu, namun tak ada penjelasan dari pemerintah daerah. Wali kota tak muncul. Anggota DPRD bungkam. Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup juga tak bersuara. Badan Penanggulangan Bencana Daerah tak ada langkah mitigasi, tak ada imbauan, bahkan tidak ada informasi terbuka.

Seolah-olah kobaran api yang terus menyala hanyalah rutinitas biasa, bukan persoalan lingkungan yang mengancam kesehatan publik.

Kita diminta percaya begitu saja pada narasi perusahaan yang menyebut semuanya "aman" tanpa ada data kualitas udara, tanpa pengukuran polusi yang diumumkan ke publik. Narasi tunggal ini dipublikasikan ke berbagai media online, namun tak diiringi transparansi data.

Padahal, flaring bukan sekadar urusan teknis. Laporan Global Gas Flaring Reduction Partnership dari Bank Dunia (2020) menyebut, pembakaran ini melepaskan zat berbahaya seperti karbon dioksida (CO), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikel halus PM2.5.

Semua itu berkontribusi pada gangguan pernapasan, penyakit paru-paru kronis, asma, hingga kematian dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun