Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Rahmatullah Safrai

Founder Sekumpul EduCreative dan Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Langit Merah Cilegon: Alarm Bahaya dari Cerobong Lotte Chemical

21 Mei 2025   23:09 Diperbarui: 21 Mei 2025   23:09 15850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flaring PT LCI, Rabu Malam 21 Mei 2025 (pram) 

Malam itu, langit di atas Cilegon menolak gelap. Rabu, 21 Mei 2025, senja telah berlalu, tapi cakrawala justru menyala, semburat merah yang menggantung seperti bara yang enggan padam.

Di atap-atap rumah warga Kecamatan Grogol, cahaya itu jatuh dan memantul di kaca jendela, menciptakan bayang-bayang ganjil di ruang keluarga.

"Rumah saya terang benderang, padahal cuma lampu teras yang hidup," kata seorang ibu dari Lingkungan Gerem Raya. Ia sempat mengira ada kebakaran besar. Suaminya bergegas ke luar, menelusuri arah cahaya yang memancar dari langit.

Belakangan diketahui, sumber cahaya itu berasal dari cerobong milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI). Malam itu, perusahaan petrokimia raksasa tersebut memulai fase start-up pabrik barunya di Kawasan Industri Cilegon.

Seperti banyak pabrik petrokimia lain, proses awal ini disertai flaring, pembakaran gas di cerobong raksasa setinggi lebih dari 30 meter. Api yang menyembur ke udara memantul di awan rendah, menciptakan ilusi langit terbakar.

PT LCI memang telah melakukan sosialisasi kepada pemerintah setempat. Flaring adalah bagian dari prosedur standar operasional (SOP). Tapi seberapa standar sebuah SOP jika langit mendadak menyala, dan warga terbangun dalam ketakutan?

Flaring bukan hanya urusan nyala api. Ia menyisakan jejak senyawa beracun yang tak kasat mata. Berdasarkan sejumlah penelitian ilmiah, termasuk yang tercatat di Wikipedia dan jurnal Journal of Public Economics, emisi dari flaring melepaskan benzena, nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), dan partikel halus yang dapat terhirup masuk ke paru-paru.

Penelitian-penelitian itu menunjukkan peningkatan risiko gangguan pernapasan pada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri. Anak-anak dan lansia adalah yang paling rentan.

Sementara laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2024 mencatat, emisi hasil flaring menyumbang sekitar 23 persen polusi udara dari sektor industri di Provinsi Banten.

Dengan kata lain, langit merah Cilegon bukan sekadar fenomena visual. Ia adalah pesan sunyi dari atmosfer yang tercemar. Gas-gas berbahaya itu mungkin telah hilang dari pandangan, tapi tidak dari paru-paru warga yang menghirup udara di bawahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun