Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dulu Hancur Karena Tsunami, Kini Pantai Carita Kembali Cantik

1 Februari 2021   23:03 Diperbarui: 1 Februari 2021   23:22 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja di Pantai Cidatu Carita (dokpri)

Masih teringat dalam ingatan saya, dua hari pasca terjadi tsunami Pantai Selat Sunda, 24 Desember 2018. Jalan Raya Anyer-Labuan luluh lantah dengan puing-puing bangunan yang berserakan. Petugas keamanan dari Polri dan TNI berjaga.

Usai Salat Subuh, Motor Trill sudah digas dari halaman rumah di Kota Cilegon. Setelah malamnya mendapatkan surat tugas khusus peliputan di wilayah terdampak tsunami di sepanjang Pantai di Kabupaten Pandeglang, Banten. 

Rintik hujan turun sepanjang roda motor menggilas Jalan Raya Anyer. Jalan wisata yang selalu ramai dengan kendaraan plat B jadi terasa sepi. Warga di Kecamatan Anyer yang berada di dekat pantai sudah mengungsi. Hanya para pemuda saja yang berjaga-jaga di jalan.

Hujan mulai reda ketika sampai di Pantai Karang Bolong. Sempat terhenti karena akses jalan terhambat oleh sejumlah mobil relawan dan warga. Puing-puing bangunan dari hotel dan villa yang hancur tersapu ombak memenuhi jalan membuat kendaraan roda empat sulit melintas.

Beruntung bermodalkan kartu pers, pihak keamanan dari TNI memperbolehkan saya menerobos. Menggilas puing-puing bangunan, membuat pikiran selalu berimaginasi dengan malam tragis itu. Hanya bisa dzikir dan doa ketika rasa takut datang, jangan sampai ada tsunami susulan datang tiba-tiba.

Saya kemudian memilih parkir motor di depan kantor Polsek Carita yang bagian pagar hingga depan bangunan hancur. Hujan turun tiba-tiba. Saya berteduh di bangunan yang sebagian sudah hancur. Kopi panas yang saya simpan di termos cukup menghangatkan tubuh dari hembusan angin yang dingin, juga cukup berbagi dengan warga dan anggota TNI.

Warga bernama Suryadi bercerita tentang kedatangan tsunami yang datang secara tiba-tiba. Tidak ada gempa dan peringatan apa pun. Orang-orang mencoba menyelamatkan diri ketika gelombang tsunami mendadak datang.

"Gak terlalu tinggi sih, Kang. Ada kayanya satu meter. Tapi kencang banget. Bisa nyered mobil. Semua orang langsung lari menjauh dari pantai," kata warga.

Suara adzan dzuhur berkumandang, langit sudah terang. Saya langsung menyiapkan kamera. Mengambil foto. Hati tidak henti berdzikir, seiring mengikuti langkah tim evakuasi yang menyusuri Pantai Carita.

Sesekali melihat lautan yang dipayungi awan kelabu. Hati menjadi menebak-nebak, kondisi seperti apa Anak Gunung Krakatau?  Satu bulan sebelum tsunami sempat melihat geliat Gunung Anak Kraktau dengan semburan lava dari bukit di Pesauran. Bahkan setahun sebelumnya sempat sampai di Puncak Gunung Anak Krakatau dalam event Krakatau Festival Provinsi Lampung.

Kenangan itu, keindahan Gunung Anak Krakatau yang berpasir dan memiliki tanaman cemara yang khas, tidak disangka runtuhnya menjadi penyebab tsunami yang menghantam pantai di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lampung Selatan.

Pantai Carita yang menjadi pilihat tempat berlibur menjadi luluh lantah. Anehnya, tsunami tidak menghempas semua garis Pantai Carita, hanya ada beberapa tempat saja yang berdampak. Bahkan ada sederet villa di tepi pantai yang tidak tersentuh tsunami, tapi di bagian pantai lainnya sudah hancur.

Senja dan Kopi (dokpri)
Senja dan Kopi (dokpri)

Kini, setelah dua tahun terjadinya tsunami, kondisi Pantai Carita sudah kembali normal. Bahkan wisata (meski pandemi) masih tetap jadi pilihan untuk berlibur. Hotel-hotel mencoba bangkit, tapi ada juga hotel dan villa yang masih terbengkalai.

Mengingat senja di akhir 2018 dengan ditemani puing-puing sampah. Melepas lelah di batu karang sambil menikmati sisa kopi di termos. Kini bisa bisa kembali di tempat yang sama, melihat senja dengan segelas kopi. Deburan ombak menghantam karang. Sejuk angin sore berhembus.

Pantai Cidatu kini menjadi icon wisata baru di Carita. Menjadi taman bermain yang menghadap langsung ke Sulat Sunda. Pembangunan Pantai Cidatu Carita belum rampung. Area parkir masih dalam pembangunan.

Meski belum selesai di bangun, sudah banyak warga sekitar yang datang hanya sekedar untuk jalan-jalan sore. Sejumlah wisatawan pun ada yang datang hanya sekedar untuk melihat indahnya matahari tenggelam.

Pantai ini bebas dikunjungi siapa saja. Kita hanya cukup membayar parkir Rp2.000 saja. Sayangnya pantai berkarang ini tidak bisa untuk berenang dan bermain pasir. Tapi tidak apa, tempatnya cukup bagus untuk spot foto. Saat cuaca cerah akan lebih indah melihat matahari senja yang bulat kemerahan.

Geliat wisata sepanjang Pantai Anyer, Carita, hingga Ujung Kulon masih terasa sulit. Sejak kejadian tsunami, kemudian mencoba bangkit, tidak lama pandemi Covid-19 menghantam. Pelaku wisata tetap berusaha bangkit. Berharap dengan tempat wisata baru yang dibangun akan menarik wisatawan lebih banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun