Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Budaya Baik yang Wajib Dilestarikan di Sekolah

13 Maret 2023   23:46 Diperbarui: 13 Maret 2023   23:48 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri: Para siswi sedang bekerjasama mengidentifikasi lingkungan sekitar)

Dalam prakteknya, minta tolong dapat dilakukan dan terjadi kepada siapa pun yang dipandang layak--mampu, mengerti dan memahami--secara teknis untuk mewujudkannya. Baik itu meminta tolong kepada sesama teman, orang yang lebih dewasa ataupun orang yang usianya lebih muda daripada orang peminta tolong.

Kendati demikian bukan berarti pula setiap orang dapat minta tolong dengan semena-mena. Misalnya minta tolong untuk mengambilkan air minum, mengambilkan makan dan memakai baju padahal orang yang meminta tolong tersebut tidak sedang repot; dalam keadaan sehat bugar dan mampu melakukan hal yang demikian dengan sendirinya namun ia malah meminta tolong kepada orang lain. Tentu saja, secara kontekstual, kasus itu adalah penempatan minta tolong yang keliru. Bahkan salah kaprah saya kira.

Bertolak pada pertimbangan hukum kausalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat maka upaya minta tolong sendiri selaiknya dilakukan dengan memperhatikan rambu-rambu yang berlaku dalam dimensi interaksi sosial. Norma, kode etik dan budaya yang berlaku di lingkungan sekitar. Tak terkecuali budaya yang mendarah daging di lingkungan sekolah.

Contohnya, secara verbal, ketika kita meminta tolong kepada sesama teman tentu harus dengan adab yang baik. Menggunakan bahasa yang sopan, lemah lembut, lugas: mudah dipahami-dimengerti dan jelas, sekaligus disertai gestur tubuh yang meyakinkan.

Tatkala pensil kita terjatuh persis di bawah bangku yang sedang diduduki oleh salah seorang teman dan tangan kita tak mampu menjangkaunya, maka kita dapat minta tolong kepada teman itu seraya berucap, "Tolong ambilkan pensil yang ada di bawah bangkumu ya. Soalnya tanganku tidak bisa menggapainya". Kita bisa mengucapkan kalimat itu sembari merapatkan kedua tangan di dada.

Tentu akan berbeda cerita ketika kita minta tolong namun sembari cengengesan, marah-marah atau berteriak-teriak tidak jelas. Orang yang dimintai tolong tentu saja akan memberikan respons yang tidak dapat ditebak. Bahkan bisa saja menolak, mengabaikan permohonan kita.

Yang harus dicatat dalam upaya minta tolong adalah bedakan cara meminta tolong kepada orang yang lebih muda daripada kita, sesama teman (teman sebaya) dan kepada orang yang lebih dewasa. Rangkaian kata yang diramu sesuai dengan kadar usia juga akan berdampak positif-negatif terhadap upaya meminta tolong. Penggunaan bahasa ibu: daerah atau bahasa nasional juga akan mempengaruhi hasilnya.

Ketiga budaya baik tersebut sudah selaiknya dilestarikan dalam kontinuitas kehidupan kita. Kejelian dalam bertutur kata dan bertindak pada dasarnya mencerminkan watak dan kepribadian kita. Tidak ada penghormatan yang lebih baik kepada sesama makhluk sosial selain bertutur kata dan bertindak yang menyenangkan dan membahagiakan orang lain. Dan itu bukanlah sesuatu hal yang sia-sia.

Tulungagung, 13 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun