Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khotbah Jumat sebagai Ajang Evaluatif

8 September 2020   15:09 Diperbarui: 8 September 2020   14:55 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di mana manusia tidak melulu diiming-imingi bayangan surga dan neraka, ganjaran-pahala dan dosa tatkala manusia hendak melangkah lebih jauh dalam mencapai keutamaan hidupnya. Termasuk di dalamnya berusaha menempatkan hati, akal dan nurani dalam mengahadapi kegandrungan realitas sosial yang semakin edan ini.

Bagaimanapun sangat tidak elok, apabila kita hendak menggunakan akal pikiran sebagai pendekatan dalam mengkaji sesuatu permasalahan lantas disebut bid'ah. Mungkin kita telah lupa bagaimana sekte Mu'tazilah yang sempat mewarnai kontestasi aliran Kalam dalam tubuh islam di masa silam.

Bagaimanapun sangat kemaruk, apabila ada golongan yang menyebutkan dan mengkafir-kafirkan NKRI yang menggunakan sistem pemerintah demokrasi dan berpedoman pada Pancasila sebagai ideologi negara di tengah-tengah ketegangan zaman sekarang ini.

Mungkin mereka lupa bahwa sistem pemerintah dalam Islam sendiri bukan hanya khilafah, melainkan berganti-ganti. 

Bahkan bila dipotret lebih detail lagi, yang tampak jelas justru sistem pemerintahan yang bersifat kontekstual sekaligus tidak pernah lepas dari sengkarut politik "kedinastian".

Konteks khotbah Jumat dalam menghadapi carut-marut pusaran zaman, sejatinya dapat dijadikan sebagai ajang evaluatif, media yang efektif dalam menumbuhkan kesadaran, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta ajang muhasabah diri massal yang berkelanjutan.

Seandainya, materi-materi khotbah itu dirancang sedemikian rupa untuk mengkonstruksi persamaan pikiran, tujuan dan kesadaran guna peradaban yang lebih baik dalam segala aspek, bukankah itu  memungkinkan? Bukankah salah satu rukun khotbah Jumat itu adanya wasiat dari sang Khotib?

Itu berarti peran sang Khotib tidak jauh berbeda dengan kalangan Brahmana. Kalangan yang benar-benar teristimewakan dan memiliki kuasa dalam hal mengendalikan massa. Bukankah demikian?

 
Tulungagung, 8 September 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun