Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Esemka Tak Lagi Menjual, Sukiyat Merapat Tak Diminat?

16 Februari 2019   09:04 Diperbarui: 16 Februari 2019   09:37 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sukiyat penggagas esemka/dari detik.com

Hari Senin kemarin, 11/02/2019, Sukiyat sang pencetus mobil legendaris Esemka mendeklarasikan diri mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 02 Joko Widodo dan Kiai Makruf Amin. Sukiyat tentu saja tidak sendiri, ratusan karyawan Kiat Motor ada besertanya.

Menurut Bos pabrik perakitan kendaraan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (Ammdes) itu, dukungannya terhadap pasangan Joko Widodo-Makruf Amin adalah sebagai wujud kecintaanya terhadap Jokowi. Sukiyat tidak berharap balasan apapun dari Jokowi, demikian menurut Sukiyat. Kantornya, PT Kiat Mahesa Winton Indonesia yang terletak di Jalan Solo-Yogyakarta, Klaten kini sudah diubah menjadi Posko Jokowi.

Namun merapatnya Sukiyat ke pasangan Capres-Cawapres 02 sepertinya gayung tak bersambut. Deklarasi dukungan tersebut sepi dari pemberitaan. Televisi? Sudahlah jangan tanya. Portal berita sepertinya hanya Merdeka.com  dan Detik.com yang mengikhlaskan lamannya diisi acara deklarasi Sukiyat tersebut.

Kenapa sampai begitu? Jawabnya mungkin sederhana saja. Bagaimanapun nama Sukiyat masih melekat dengan mobil Esemka. Saat ini mobil Esemka yang sempat digadang-gadang sebagai calon mobil nasional alias Mobnas, bukan cuma tidak lagi menjual. Bisa jadi Esemka akan menjadi boomerang buat pasangan Capres Petahana apabila kembali diangkat ke permukaan. Mobil Esemka bisa jadi kartu mati buat pasangan Jokowi-Makruf Amin.

Riwayatnya, munculnya mobil Esemka ketika itu membangkitkan gairah serta antusias masyarakat agar Indonesia bisa memiliki mobil Nasional yang sekian lama tidak pernah terwujud. Dari situlah Joko Widodo yang sedang menghadapi konstetasi Pemilihan Kepala Daerah DKI sebagai penantang Petahana Fauzi Bowo seperti mendapat angin. Dan sejarah mencatat setidaknya berkat Esemka Jokowi berhasil menapak Balai Kota DKI sebagai Gubernur.

Tidak sampai disitu, popularitas Esemka terus mengantarkan Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla ke pentas tertinggi jabatan politik  di Indonesia sebagai Presiden dengan menyingkirkan rivalnya Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.

Dan lantaran sekian tahun berlalu sampai Pilpres yang kedua kali buat Jokowi, mobil Esemka tidak juga ada berwujud. Akhirnya sebagian masyarakat menganggap mobil Esemka yang pernah sukses mengantarkan perjalanan karir Jokowi disebut sebagai kendaraan politik. Dan kini Esemka yang pernah dibangga-banggakan tersebut sebagian masyarakat menganggapnya sebagai Hoaks.

Mobil Esemka sendiri sebenarnya tidak bisa dibilang hoaks, lantaran mobil tersebut pernah ada. Dengan model dan tampilan yang lumayan bagus, ketika itu amat dibanggakan oleh Jokowi, bahkan disebutkan mobil Esemka amat diminati oleh masyarakat dan bahkan disebut-sebut  sekitar 7000 orang sudah memesannya.

Lantas dimana Hoaks-nya? Mobil Esemka yang akan diproduksi secara besar-besaran dan Esemka sebagai Mobil Nasional alias Mobnas, sampai saat ini mobil kebanggaan tersebut belum pernah terwujud bisa jadi di situ itulah hoaks-nya.

Dan sejak Kiai Makruf Amin sebagai Cawapres disorot masyarakat dan dianggap sebagai penyebar hoaks mobil Esemka. Jokowi sadar betul mobil Esemka tidak lagi bisa diandalkan.

Jokowi pada akhirnya lepas tangan dengan mobil Esemka. Jokowi menyatakan dirinya hanya sebatas mendorong program mobil Esemka. Selanjutnya Jokowi menambahkan Pemerintah tidak lagi ikut campur. Maksudnya pemerintah tidak ikut campur dalam hal produksi mobil Esemka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun