I. PENDAHULUANÂ Â
Penelitian ini membahas pentingnya keterampilan membaca bagi anak-anak. Membaca merupakan landasan utama tidak hanya untuk belajar bahasa Indonesia, tetapi juga untuk mempelajari mata pelajaran lain. Melalui membaca, siswa akan memperoleh dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kemampuan logis, sosial, dan kreatif mereka.
Namun, keterampilan membaca di Indonesia menghadapi masalah serius. Berdasarkan survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2015, Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 72 negara dengan peningkatan skor yang sangat minimal (hanya 1 poin dari 396 menjadi 397 selama periode 2012-2015). Hasil Survei Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) menunjukkan bahwa secara nasional, 46,83 persen anak diklasifikasikan sebagai pembaca yang buruk. Survei Negara-Negara Paling Literat di Dunia (WMLN) 2016 juga mengungkapkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca.
Terutama di Sumba, Nusa Tenggara Timur, masalah membaca sangat kompleks dan menantang. Studi tahun 2015 oleh Partnership for Capacity Development and Education Analysis (ACDP) menemukan bahwa dari tiga anak, hanya satu yang mampu membaca bahasa Indonesia. Masalah pendidikan yang diidentifikasi meliputi proporsi guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan, ketidakmerataan ketersediaan dan distribusi guru, alokasi sumber daya yang berkelanjutan, kualitas pengajaran, kesiapan anak-anak untuk belajar, serta kurangnya perhatian dan layanan dari pihak lain dalam bentuk rumah baca dan layanan membaca lainnya.
Menghadapi masalah-masalah ini, beberapa dosen dari Universitas Parahyangan di Bandung tergerak untuk mendirikan "Yayasan Nyalakan Harapan Anak Nusantara" (Foundation for Igniting Hope for the Children of the Archipelago) dan mendirikan "Pusat Pembelajaran Umma Manganne" (Umma Manganne Learning Center), yang menyediakan layanan membaca gratis untuk anak-anak di Sumba.
II. METODE PENELITIANÂ Â
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data diperoleh melalui tiga teknik pengumpulan data:Â Â
* Pengamatan Partisipatif: Peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatan layanan membaca gratis bersama tim. Â
* Wawancara Mendalam: Peneliti mengajukan pertanyaan yang relevan dengan konten penelitian untuk memperoleh informasi yang lengkap.
* Dokumentasi: Berupa daftar anak-anak yang menerima layanan, catatan naratif tentang layanan membaca gratis, dan foto-foto kegiatan.
Data dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman dalam tiga tahap: