Mohon tunggu...
Manda Gloria
Manda Gloria Mohon Tunggu... Petani - "Setiap kebaikan perlu diabadikan"

"Menulislah! Untuk perubahan."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cuitan Mesut Ozil yang Mendunia

28 Desember 2019   20:30 Diperbarui: 28 Desember 2019   20:40 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin nyata virus sekulerisme telah menjangkiti. Nasionalisme dijunjung tinggi hingga mengabaikan penderitaan suku Uighur di Xinjiang. Sekat nasionalisme telah memisahkan kaum muslimin dengan saudaranya yang berbeda negeri.

Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas sesama kalian darah kalian (untuk ditumpahkan) dan harta kalian (untuk dirampas) dan kehormatan (untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini dan haramnya negeri ini." (HR. Bukhari).

Ketika syariat telah jelas menyatakan keharamannya, sebagai seorang muslim hendaknya mentaatinya. Oleh karenanya, demi melaksanakan apa yang pernah disabdakan Rasulullah, khalifah Al-Mu'tasim Billah mengutus ribuan pasukan untuk menyerbu kota Amuria.

Atas kasus pelecehan seorang muslimah. Hari ini, ketika Islam bukan lagi sebagai rujukan, jutaan kaum muslimin masih tertindas di berbagai belahan dunia, tatapi pemimpin kaum muslimin justru menutup mata. 

Pemimpin yang memiliki keberanian tak mungkin lahir dari sistem yang rusak. Sistem yang rusak hanya akan melahirkan kerusakan pula. Apapun upaya yang dilakukan dengan sistem demokrasi, hanya akan membuang waktu dan memperpanjang penderitaan kaum muslimin. Diplomasi tak akan menyelesaikan permasalahan. Harus ada tindakan tegas terhadap negara yang telah menganiaya kaum muslimin. Sehingga ada efek jera.

Oleh karenanya penting untuk mengembalikan Islam ke tengah-tengah umat. Agar segera lahir pemimpin yang berani membela darah, harta serta kehormatan kaum muslimin serta memberikan perlindungan. Wallahu'alam bishshawab.

 

Oleh : Kunthi Mandasari
Pemerhati Generasi, Member AMK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun