Krisis moral dan spiritual yang melanda generasi hari ini bukan semata akibat kemiskinan atau teknologi, melainkan karena hilangnya ruh iman dalam pendidikan. Ketika ilmu dijauhkan dari nilai ilahi, sekolah kehilangan makna, dan keberhasilan hanya diukur dengan angka.
Islam mengajak kita kembali: menjadikan ilmu sebagai cahaya dan iman sebagai arah. Pendidikan Islam tidak anti modernitas, tapi mengajarkan bagaimana menggunakan kemajuan untuk kebaikan. Tugas besar para pendidik hari ini adalah menyatukan kembali antara berpikir dan beriman, antara sains dan tauhid, antara pengetahuan dan penghambaan.
Penutup: Membangun Peradaban dari Hati yang Beriman
Pendidikan Islam sejatinya bukan sekadar upaya mencetak sarjana, tetapi perjalanan membangkitkan jiwa manusia agar sadar akan tujuan penciptaannya. Ia bukan sekadar kurikulum dan metode, melainkan napas peradaban yang menanamkan nilai ilahiah ke dalam setiap akal dan amal.
Ketika ilmu bersenyawa dengan iman, setiap kata menjadi cahaya, setiap riset menjadi ibadah, dan setiap ruang belajar menjadi taman tempat tumbuhnya adab. Dari sanalah lahir manusia yang bukan hanya cerdas berpikir, tetapi juga jernih hati dan teguh akhlaknya.
Maka membangun pendidikan Islam sejatinya adalah membangun kembali manusia --- manusia yang menjadikan Allah sebagai pusat pikir dan geraknya, yang melihat ilmu sebagai jalan menuju ridha-Nya, dan yang menjadikan amalnya sebagai batu bata peradaban. Dari hati yang beriman, lahirlah peradaban yang memuliakan manusia dan mengagungkan Sang Pencipta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI