Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Tanpa Ruh, Kekuasaan Tanpa Arah

29 September 2025   09:30 Diperbarui: 29 September 2025   09:31 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak dari politik tanpa ruh juga terlihat dalam fenomena sosial. Aksi massa yang berakhir dengan penjarahan, misalnya, adalah potret nyata hilangnya kepercayaan rakyat. Ketika kebijakan hanya didasarkan pada kalkulasi politik tanpa moral, rakyat kehilangan arah. Ketidakadilan yang menumpuk dan ketimpangan ekonomi akhirnya meledak dalam bentuk kemarahan. Sayangnya, kemarahan itu sering tidak terarah, sehingga melahirkan perusakan dan penjarahan, bukan perubahan konstruktif.

Fenomena ini sesungguhnya bukan hanya masalah sosial, melainkan juga masalah ruh. Ketika politik kehilangan ruh keadilan, rakyat pun kehilangan teladan. Mereka tidak lagi percaya bahwa aspirasi bisa diperjuangkan lewat jalur yang bermartabat. Akibatnya, jalan kekerasan dipilih meski berujung pada kerugian bersama.

Mengembalikan Ruh Islam dalam Politik

Padahal, jika ruh Islam hadir dalam politik — ruh yang menekankan keadilan, persaudaraan, dan amanah — maka energi rakyat tidak akan terbuang sia-sia. Demonstrasi tetap mungkin terjadi, tetapi wujudnya adalah kontrol rakyat yang bermartabat, bukan anarki. Ruh Islam akan membimbing pemimpin untuk menjadikan kekuasaan sebagai amanah, bukan alat memperkaya diri atau kelompok.

Islam mengajarkan bahwa politik adalah bagian dari ibadah: mengurus rakyat adalah jalan menuju ridha Allah. Seorang pemimpin bukanlah penguasa, melainkan penggembala yang bertanggung jawab atas setiap domba yang digembalakannya. Konsep ini, bila sungguh-sungguh diterapkan, akan membuat pejabat lebih takut berbuat zalim daripada kehilangan jabatan. Politik pun kembali menjadi jalan untuk menghadirkan maslahat, bukan sekadar kursi kekuasaan.

Ilustrasi AI
Ilustrasi AI

Penutup

Politik tanpa ruh hanya akan melahirkan kekuasaan tanpa arah. Rakyat memang butuh pembangunan fisik, tapi lebih dari itu haus akan arah moral dan spiritual. Di sinilah ruh Islam harus diletakkan sebagai inti politik: menegakkan keadilan, menjaga amanah, dan menghidupkan persaudaraan. Dengan ruh Islam, kekuasaan tidak lagi menjadi alat perebutan kepentingan, melainkan amanah untuk mengabdi kepada Allah dan melayani umat. Politik yang berjiwa Islam inilah yang akan melahirkan kepemimpinan visioner, adil, bermartabat, dan mengantarkan bangsa menuju cita-cita agung di bawah ridha-Nya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun