Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Dunia dengan Kaca Mata Akidah Islam

19 September 2025   14:10 Diperbarui: 19 September 2025   14:02 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era banjir informasi, manusia setiap hari dihadapkan pada berbagai peristiwa: isu politik, naik turunnya harga kebutuhan, tren budaya, hingga gaya hidup selebritas. Semua berseliweran di layar ponsel dan ruang publik kita. Namun pertanyaannya, dengan apa kita menilai dan memahami semua itu? Apakah cukup dengan logika pragmatis, mengikuti opini mayoritas, ataukah dengan kacamata akidah Islam?

Akidah: Lebih dari Sekadar Keyakinan

Bagi seorang Muslim, akidah adalah pondasi hidup. Namun akidah tidak tunggal bentuknya. Ada akidah dogmatis, yakni keyakinan yang diterima tanpa berpikir kritis dan berhenti hanya sebagai kepercayaan di hati. Sebaliknya, ada akidah 'aqliyah (ideologis), yaitu keyakinan yang lahir dari proses berpikir mendalam tentang manusia, alam semesta, dan kehidupan. Akidah jenis ini tidak berhenti pada keyakinan, melainkan melahirkan aturan hidup yang menyeluruh.

Islam hadir dengan akidah 'aqliyah. Ia dibangun melalui dalil rasional yang kokoh, bukan sekadar warisan turun-temurun. Lebih jauh, akidah Islam melahirkan sistem aturan: dari ibadah, muamalah, politik, ekonomi, pendidikan, hingga hubungan antarbangsa. Dengan kata lain, akidah bukan hanya soal iman pribadi, tetapi juga kompas untuk menata kehidupan bersama.

Pandangan Para Ulama dan Pakar

Sejumlah pakar dan ulama menegaskan pentingnya akidah sebagai dasar pandangan hidup. Harun Nasution menyebut akidah sebagai fondasi seluruh bangunan Islam, sementara Abuddin Nata membedakan akidah dogmatis yang pasif dengan akidah ideologis yang melahirkan aturan nyata. Syed Naquib al-Attas menegaskan Islam sebagai worldview---pandangan hidup menyeluruh yang membentuk cara berpikir dan bertindak. Taqiyuddin an-Nabhani menambahkan bahwa akidah Islam adalah akidah 'aqliyah, lahir dari proses berpikir mendalam hingga melahirkan sistem hidup. Ulama klasik seperti Al-Ghazali dan Ibn Taymiyyah juga sejalan: iman sejati bukan sekadar keyakinan di hati, melainkan keyakinan yang menuntun amal nyata dan mengatur kehidupan sosial.

Akidah Sebagai Kompas Hidup

Dengan akidah ideologis, seorang Muslim memiliki kompas yang jelas. Ia tidak sekadar percaya kepada Allah, tetapi keyakinannya itu menuntun sikap sehari-hari. Misalnya, dalam sistem ekonomi kapitalis, riba dianggap wajar. Namun seorang Muslim yang berpijak pada akidah Islam akan menolak riba, bukan karena ikut-ikutan, melainkan karena sadar aturan Allah melarangnya.

Kompas akidah ini membuat seorang Muslim konsisten, tidak mudah hanyut oleh tren sesaat, dan tidak gamang menghadapi mayoritas.


Membaca Fenomena Sehari-hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun