Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Maulid: Mengingat Revolusi Damai Sang Nabi

5 September 2025   09:30 Diperbarui: 5 September 2025   09:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generativewithAi

Dari Kaos Revolusi ke Revolusi Sejati

Belakangan ini, kata revolusi sering dijadikan dagangan dan hiburan. Kaos-kaos bertuliskan slogan heroik dijual bebas, konten viral di media sosial ramai menggaungkan perubahan, dan narasi kosong disebarkan tanpa arah. Kata revolusi menjadi komoditas, sekadar gaya tanpa substansi.

Namun, Maulid Nabi Muhammad ﷺ mengingatkan kita akan makna yang jauh lebih dalam. Maulid tidak cukup dimaknai sebagai perayaan seremonial semata. Ia seharusnya menjadi momentum refleksi: bagaimana Rasulullah ﷺ menempuh jalan revolusi sejati. Sebuah jalan perubahan yang nyata, penuh strategi, bertahap, konsisten, dan jauh dari kekerasan membabi buta. Revolusi yang lahir dari wahyu, bukan dari amarah.

Revolusi yang Dimulai dari Akidah

Rasulullah ﷺ diutus pada masa jahiliyah, ketika akidah umat rusak, moral hancur, dan masyarakat terseret ke dalam kegelapan. Beliau tidak mengawali misinya dengan angkat pedang, melainkan dengan mendidik umat agar berakidah lurus. Dari akidah tauhid inilah lahir keberanian moral untuk menolak penyembahan berhala, melawan sistem zalim, dan menegakkan keadilan.

Revolusi beliau tidak emosional, tetapi menyeluruh. Lebih dari satu dekade dakwah di Makkah penuh tekanan, tetapi tetap ditempuh dengan sabar dan konsisten. Setelah pondasi akidah kokoh, barulah lahir masyarakat baru di Madinah—negara Islam yang menjadi titik awal peradaban agung.

Saat Revolusi Dipelintir

Hari ini, kata revolusi sering disalahgunakan. Ia dijadikan slogan kosong, konten viral, bahkan pembenaran bagi kekerasan. Padahal, Rasulullah ﷺ justru mengajarkan bahwa revolusi tidak boleh berangkat dari amarah, apalagi nafsu kuasa. Revolusi beliau berakar pada wahyu, dipandu strategi, dan dikuatkan kesabaran.

Bukan Kaos, Bukan Hype: Inilah yang Dibutuhkan Umat

Maulid menegaskan, yang kita butuhkan bukan kaos berslogan perjuangan atau konten hype yang cepat hilang. Umat membutuhkan hal-hal mendasar yang menjadi fondasi perubahan:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun