Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Childfree, Perceraian, dan Hedonisme: Buah Pahit Liberalisme

24 Agustus 2025   07:24 Diperbarui: 1 September 2025   12:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelombang liberalisme tidak berhenti di Barat. Melalui globalisasi, media, dan diplomasi, paham ini masuk ke negeri-negeri Muslim. Generasi muda pun ikut terpapar. Pacaran dianggap wajar, konten vulgar di media sosial menjadi konsumsi sehari-hari, sementara childfree dan hedonisme dirayakan sebagai gaya hidup modern. Apa yang dulunya dipandang sebagai penyimpangan, kini dipromosikan sebagai pilihan hidup yang normal.

Inilah buah pahit dari kebebasan tanpa batas. Liberalisme tidak hanya merusak moral individu, tetapi juga melemahkan fondasi keluarga dan menggoyahkan masa depan sebuah bangsa.

idsejarah.net
idsejarah.net

Islam: Kebebasan yang Terjaga

Islam tidak menolak kebebasan. Bahkan Al-Qur’an menegaskan: “lā ikrāha fī al-dīn” — tidak ada paksaan dalam agama (QS. Al-Baqarah: 256). Setiap orang bebas memilih iman. Namun, Islam tidak pernah membiarkan kebebasan absolut tanpa aturan. Ada pagar syariat yang menjaga agar kebebasan tidak berubah menjadi kerusakan.

Islam memberi ruang luas bagi manusia. Kita bebas berusaha, tetapi riba dilarang. Kita bebas menikah, tetapi zina diharamkan. Kita bebas berpendapat, tetapi menghina agama tidak boleh. Dengan pagar syariat, kebebasan tetap ada, namun tetap terarah pada kebaikan. Inilah yang membedakan Islam dari liberalisme.

Solusi: Bebas dalam Taat

Krisis moral akibat liberalisme tidak bisa diselesaikan dengan menambah kebebasan lagi. Yang dibutuhkan adalah aturan yang mengembalikan manusia pada fitrahnya. Islam sudah menyediakan itu.

Negara semestinya hadir menjaga moral masyarakat, bukan melegalkan penyimpangan. Pendidikan harus menanamkan akhlak sejak dini. Keluarga pun harus kembali menjadi benteng utama yang melahirkan generasi beriman.

Kebebasan sejati adalah ketika manusia terbebas dari perbudakan hawa nafsu dan aturan sesama manusia, lalu tunduk hanya pada aturan Allah. Inilah yang disebut bebas dalam taat.

Penutup: Renungan untuk Umat

Fenomena childfree, perceraian, dan hedonisme hanyalah contoh kecil dari kerusakan besar yang lahir akibat liberalisme. Semuanya menunjukkan rapuhnya keluarga, melemahnya generasi, dan runtuhnya moral masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun