Gelombang liberalisme tidak berhenti di Barat. Melalui globalisasi, media, dan diplomasi, paham ini masuk ke negeri-negeri Muslim. Generasi muda pun ikut terpapar. Pacaran dianggap wajar, konten vulgar di media sosial menjadi konsumsi sehari-hari, sementara childfree dan hedonisme dirayakan sebagai gaya hidup modern. Apa yang dulunya dipandang sebagai penyimpangan, kini dipromosikan sebagai pilihan hidup yang normal.
Inilah buah pahit dari kebebasan tanpa batas. Liberalisme tidak hanya merusak moral individu, tetapi juga melemahkan fondasi keluarga dan menggoyahkan masa depan sebuah bangsa.
Islam: Kebebasan yang Terjaga
Islam tidak menolak kebebasan. Bahkan Al-Qur’an menegaskan: “lā ikrāha fī al-dīn” — tidak ada paksaan dalam agama (QS. Al-Baqarah: 256). Setiap orang bebas memilih iman. Namun, Islam tidak pernah membiarkan kebebasan absolut tanpa aturan. Ada pagar syariat yang menjaga agar kebebasan tidak berubah menjadi kerusakan.
Islam memberi ruang luas bagi manusia. Kita bebas berusaha, tetapi riba dilarang. Kita bebas menikah, tetapi zina diharamkan. Kita bebas berpendapat, tetapi menghina agama tidak boleh. Dengan pagar syariat, kebebasan tetap ada, namun tetap terarah pada kebaikan. Inilah yang membedakan Islam dari liberalisme.
Solusi: Bebas dalam Taat
Krisis moral akibat liberalisme tidak bisa diselesaikan dengan menambah kebebasan lagi. Yang dibutuhkan adalah aturan yang mengembalikan manusia pada fitrahnya. Islam sudah menyediakan itu.
Negara semestinya hadir menjaga moral masyarakat, bukan melegalkan penyimpangan. Pendidikan harus menanamkan akhlak sejak dini. Keluarga pun harus kembali menjadi benteng utama yang melahirkan generasi beriman.
Kebebasan sejati adalah ketika manusia terbebas dari perbudakan hawa nafsu dan aturan sesama manusia, lalu tunduk hanya pada aturan Allah. Inilah yang disebut bebas dalam taat.
Penutup: Renungan untuk Umat
Fenomena childfree, perceraian, dan hedonisme hanyalah contoh kecil dari kerusakan besar yang lahir akibat liberalisme. Semuanya menunjukkan rapuhnya keluarga, melemahnya generasi, dan runtuhnya moral masyarakat.