Di tengah arus perubahan itu, satu pertanyaan penting muncul: peradaban apa yang akan menggantikan dominasi dunia saat ini, ketika kapitalisme sekuler mulai menua dan melemah?
Kapitalisme sekuler, yang kini memimpin arah dunia, mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Kerusakan lingkungan, ketimpangan ekonomi, krisis moral, dan konflik tanpa ujung menjadi bukti bahwa sistem ini tidak membawa ketenteraman sejati. Dunia memang berubah, tapi sering kali ke arah yang justru membingungkan dan menghancurkan. Lalu, apakah Islam bisa menjadi jawaban atas kegelisahan ini?
Islam Pernah Menjadi Pusat Peradaban Dunia
Sejarah membuktikan bahwa Islam bukanlah pemain baru dalam peta peradaban manusia. Sejak abad ke-7 M, Islam datang membawa sistem hidup yang utuh: tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga manusia dengan sesama dan dengan alam.
Banyak sejarawan menyebut masa kejayaan Islam sebagai zaman pencerahan. Saat Eropa terjebak dalam kegelapan abad pertengahan, kota-kota Islam seperti Baghdad, Kordoba, dan Kairo menjadi pusat ilmu pengetahuan, keadilan, dan kemakmuran. Di tangan Islam, ilmu berkembang pesat, ekonomi tumbuh, masyarakat hidup dalam keseimbangan antara spiritual dan material.
Perubahan besar dalam sejarah tidak terjadi karena menunggu, tapi karena ada yang berani memulai. Jika Islam ingin menjadi tatanan dunia baru—The New Order of The Ages—maka umat ini harus berhenti menjadi objek sejarah, dan mulai menjadi subjeknya.
Mari lanjutkan perjuangan untuk menghadirkan kembali peradaban Islam, bukan sekadar demi kejayaan umat, tetapi demi keselamatan seluruh manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI