Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Negara Tak Lagi Mengabdi: Pajak Menggila, Korupsi Membusuk, Peradaban Menunggu Runtuh

29 Juli 2025   07:30 Diperbarui: 21 Agustus 2025   10:41 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Islam Punya Jawaban, Tapi Kita Terus Menutup Mata

Islam sesungguhnya memiliki sistem ekonomi dan pemerintahan yang bukan hanya adil, tapi juga terbukti aplikatif dalam sejarah. Dalam sistem Islam:

  • Pajak (dharabah) hanya diberlakukan kepada orang kaya, itupun dengan batas waktu tertentu, dan hanya saat kas negara kosong. Pajak dalam Islam bukan kewajiban permanen yang menjerat rakyat setiap hari.

  • Zakat, bukan pajak sembarangan, menjadi tulang punggung distribusi kekayaan. Ia dipungut dari umat Islam dan disalurkan tepat sasaran: kepada delapan golongan yang telah ditetapkan oleh Allah.

  • Sistem Islam tidak bergantung pada riba, tidak mencetak uang kosong tanpa nilai riil, dan tidak menyerahkan sektor-sektor vital—seperti air, energi, dan pendidikan—kepada korporasi swasta.

  • Kepemimpinan dalam Islam adalah amanah, bukan ajang dagang kekuasaan. Pejabat adalah pelayan umat, bukan pedagang proyek.

Sejarah pun telah mencatat, sistem Islam Kaffah yang murni menerapkan syariat Islam—mampu bertahan lebih dari seribu tahun. Bukan karena tentaranya hebat semata, tetapi karena keadilan ditegakkan, pelaku korupsi diberantas, dan rakyat diposisikan sebagai pemilik kedaulatan, bukan objek pungutan.

Akhir Kata: Kita Berdiri di Simpang Sejarah

Hari ini, kita menyaksikan pola yang makin familiar:

  • Pajak dinaikkan tanpa henti, sementara fasilitas publik memprihatinkan.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun