Islam Punya Jawaban, Tapi Kita Terus Menutup Mata
Islam sesungguhnya memiliki sistem ekonomi dan pemerintahan yang bukan hanya adil, tapi juga terbukti aplikatif dalam sejarah. Dalam sistem Islam:
-
Pajak (dharabah) hanya diberlakukan kepada orang kaya, itupun dengan batas waktu tertentu, dan hanya saat kas negara kosong. Pajak dalam Islam bukan kewajiban permanen yang menjerat rakyat setiap hari.
Zakat, bukan pajak sembarangan, menjadi tulang punggung distribusi kekayaan. Ia dipungut dari umat Islam dan disalurkan tepat sasaran: kepada delapan golongan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Sistem Islam tidak bergantung pada riba, tidak mencetak uang kosong tanpa nilai riil, dan tidak menyerahkan sektor-sektor vital—seperti air, energi, dan pendidikan—kepada korporasi swasta.
Kepemimpinan dalam Islam adalah amanah, bukan ajang dagang kekuasaan. Pejabat adalah pelayan umat, bukan pedagang proyek.
Sejarah pun telah mencatat, sistem Islam Kaffah yang murni menerapkan syariat Islam—mampu bertahan lebih dari seribu tahun. Bukan karena tentaranya hebat semata, tetapi karena keadilan ditegakkan, pelaku korupsi diberantas, dan rakyat diposisikan sebagai pemilik kedaulatan, bukan objek pungutan.
Akhir Kata: Kita Berdiri di Simpang Sejarah
Hari ini, kita menyaksikan pola yang makin familiar: