Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kapitalisme, Investasi Politik, dan Korupsi yang Terstruktur

28 Juli 2025   21:20 Diperbarui: 21 Agustus 2025   10:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lebih dari itu, syariat Islam memberikan sanksi tegas terhadap pelaku korupsi, antara lain: penyitaan seluruh hasil kejahatannya, pengumuman identitasnya kepada publik untuk efek sosial, hingga hukuman ta’zīr yang dapat mencapai tingkat tertinggi—termasuk hukuman mati—apabila korupsi tersebut menimbulkan kerusakan besar dan membahayakan hajat hidup umat.

Saatnya Mengoreksi Sistem, Bukan Sekadar Individu

Selama ini, respons terhadap korupsi cenderung bersifat reaktif. Kita begitu cepat mengecam individu, tapi enggan menyentuh akar ideologis yang menopang perilaku tersebut. Kita rajin mengganti wajah pejabat, namun enggan mengganti sistem yang memberi ruang besar bagi korupsi untuk tumbuh dan berkembang. Padahal, selama sistem kapitalisme-sekuler tetap menjadi dasar, korupsi hanya akan berganti baju dan pelaku, tidak pernah benar-benar hilang.

Islam tidak memerangi korupsi hanya dengan menakuti sanksi, tapi membangun sistem keimanan dan pengawasan sosial yang mencegah sejak niat. Ia membentuk individu yang sadar akan tanggung jawab akhirat, bukan hanya takut pada KPK atau kamera CCTV. Ia membentuk masyarakat yang kritis dan berani menegur, serta pemerintahan yang tunduk pada nilai-nilai syariat, bukan transaksi politik.

Penutup: Dari Mana Harus Dimulai?

Jika bangsa ini sungguh ingin keluar dari krisis korupsi yang tak berujung, maka langkah pertamanya bukan hanya memperkuat aparat penegak hukum, melainkan membenahi sistem nilai dan arah kebijakan secara total. Kita butuh sistem yang bukan hanya membatasi peluang korupsi, tapi juga mencegah mentalitas oportunistik sejak dari akar.

Dan itu hanya mungkin dengan kembali kepada sistem Islam—yang tidak hanya memberikan aturan, tetapi juga membentuk hati dan akal manusia agar tunduk pada Allah, bukan pada keuntungan sesaat.

"Barang siapa menanam sistem berdasarkan akidah, ia akan memanen generasi pemimpin yang takut kepada Allah, jujur dalam amanah, dan adil dalam kekuasaan."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun