Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Karena Allah: Mengembalikan Ruh dalam Pendidikan Al-Quran

23 Juli 2025   07:02 Diperbarui: 21 Agustus 2025   11:58 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan dibalas sesuai dengan niatnya.”
— HR. Bukhari dan Muslim

Di tengah arus pendidikan modern yang semakin materialistik, kita masih menemukan cahaya: anak-anak yang menghafal Al-Qur’an, duduk bersila bersama ustadznya, melantunkan ayat demi ayat, dan memikul hafalan di dada mereka. Tak sedikit pula orang tua yang dengan penuh pengorbanan memilih menyekolahkan anaknya ke pesantren, madrasah, atau lembaga tahfidz — jalan pendidikan yang lebih sarat nilai spiritual dibandingkan sekolah umum.

Ini adalah hal yang patut diapresiasi.
Memilih pendidikan Islam — terlebih jalan tahfidz — bukan keputusan yang ringan. Ia menuntut kesabaran, kesungguhan, dan pengorbanan. Bagi anak-anak, menghafal Al-Qur’an adalah proses yang menantang secara mental, spiritual, dan fisik.
Semua ini menunjukkan satu hal: masih banyak keluarga yang mencintai Al-Qur’an.

Namun dalam semangat yang besar ini, kita juga perlu berhenti sejenak — untuk menengok ke dalam.
Untuk bertanya pada diri kita dan anak-anak kita:
"Sebenarnya, untuk apa kita belajar dan menghafal Al-Qur’an?"

Hafalan Jadi Capaian atau Jalan Taat?

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak menghafal Al-Qur’an demi capaian administratif. Sebagian menjadikan hafalan sebagai syarat masuk pesantren favorit, tiket beasiswa, atau jalan ke universitas impian. Bahkan ada yang mengikuti program tahfidz hanya karena ‘tren’ di sekolahnya.

Sekali lagi, cita-cita pendidikan tinggi itu mulia. Beasiswa adalah anugerah yang baik. Tapi jika landasan belajar adalah tujuan dunia, maka proses yang seharusnya suci bisa berubah arah.
Al-Qur’an tidak lagi jadi jalan mendekat kepada Allah, tapi sekadar alat pencapaian.

Reorientasi: Kembali ke Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan dalam Islam bukan sekadar transmisi ilmu, bukan pula hanya untuk mencetak siswa berprestasi.
Pendidikan Islam bertujuan membentuk syakhshiyyah Islamiyah — pribadi Muslim yang utuh, yang berpikir dan berperilaku berdasarkan nilai-nilai wahyu.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah:129:

“Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab dan hikmah, serta menyucikan mereka…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun