Mohon tunggu...
Imma Wicaksono
Imma Wicaksono Mohon Tunggu... wiraswasta -

wanita biasa,pendiri Makassar Cooking Club, berkarir di @mamlala_kitchen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Rayuan dan Gombalan

7 Februari 2018   13:49 Diperbarui: 7 Februari 2018   13:56 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika suami saya tidak secara sengaja memuji saya di hadapan anak anak,sesungguhnya saya seperti bidadari yang sedang terbang dilangi langit rumah kami. Suami saya atau saya sendiri memang suka memberi contoh diri kami kepada anak anak kami, tidak lain tidak bukan,maksudnya supaya mereka meneladani dan termotivasi agar lebih baik dari kami. Satu yang seingat saya sering suami banggakan kepada anak anak kami adalah, saya yang memulai bekerja kantoran ketika masih kuliah di tingkat akhir waktu itu. Menurut suami saya, itu prestasi karena saya bisa di terima di sekian banyak pelamar yang sudah bergelar sarjana, dan merupakan bukti bahwa saya tipe manusia pekerja keras dan tidak suka buang buang waktu untuk hal tidak berguna di masa muda dulu. Memuji sesekali mungkin suamiku bisa melakukannya,tapi merayu, menggombal ?Duh jangan harap.

Padahal setelah menonton film dilan 1990, saya pun jadi gemess ingin dirayu atau digombalin seperti milea. Terbayangkan bagaimana tersipu sipunya seorang wanita ketika dirayu oleh seorang laki laki (apalagi kalau prianya macam tokoh dilan, ah iqbaal, apa cuma saya tante tante yang gemes sama kamu?)

Oke, fokus ya, saya lagi berusaha ngomongin suami saya.Jadi, rayuan itu memang jarang sekali digunakan suami saya kepada saya, bahkan ketika kami sedang tidak saling bicara setelah berdebat tanpa solusi, dia pun tidak pernah berusaha mengambil hati saya dengan jalan merayu. Mungkin baginya,merayu apalagi menggombal itu suatu pantangan,karena mottonya, no talk,better action.

Padahal, efek rayuan itu sebenarnya sangat menyehatkan untuk kaum wanita. Mendapatkan rayuan dari seorang pria yang sedang dekat dengan kita atau pasangan kita, akan membuat tubuh kita merasa sangat sehat, kondisi tubuh akan sangat prima, hati dipenuhi bunga bunga, pikiran akan terasa sangat jernih, dan tiba tiba bersemangat melakukan semua hal. Dan yang paling penting,tiba tiba merasa seperti wanita tercantik di dunia. Harga diri melambung tinggi.Bayangkan.Pria mungkin tidak akan pernah mengira, begitu besar efek rayuan terhadap wanita, padahal merayu wanita kan sebuah hal yang tidak sulit. 

Cukup bermodalkan kata kata manis, yang hiperbola atau metafora, atau berkreatif dengan menyandingkan wanita dengan sesuatu yang indah,sesuatu yang bisa membuat wanita merasa di ringankan .. " jangan rindu,rindu itu berat,biar aku saja"..  atau membuat wanita merasa dilindungi, .."jangan bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti besoknya,orang itu akan hilang, .. atau membuat wanita selalu merasa di inginkan .."katakan sekarang,kalau kue,kau anggap apa dirimu? Roti cokelat,roti keju,martabak,kroket,bakwan, ayolah! Aku ingin memesannya, aku mau kamu"..Haduh,meleleh.

Wanita mana yang tidak akan jatuh pada rayuan dan gombalan yang sebenarnya hanya merupakan pilihan kata kata yang indah.Kalaupun tidak mahir menyusun kata kata indah,kan bisa browsing di internet pake kata kunci love quote, atau nonton drama korea deh, lihat bagaimana para pria di penokohan drama korea sangat memuja dan memuliakan karakter tokoh wanitanya (akhirnya tahu kan kenapa para wanita suka nonton drama korea)Paling gampang, yah nonton film dilan 1990 yang masih tayang sampai saat ini.Mungkin itu sebab, film tersebut akhirnya luar biasa meledak. Tokoh dilan mampu meluluh lantahkan perasaan seorang wanita,mulai dari anak usia sd sampai tante tante atau mamah mamah macam saya (yang ga tahu diri,sampai follow ig @iqbaal demi nge stalk in dia)

Menurut yang pernah saya baca, kemmapuan merayu/menggombal itu identik dengan proses berpikir (kognitif) yang lebih rumit, sehingga otomatis, pria yang mahir memberi pujian, merayu dan menggombal bisa di identifikasi sebagai pria yang cerdas, kreatif,humoris dan percaya diri yang tinggi (Asal rayuannya ga ngaco kaya Viki prasetyo) 

Sederhananya, jika ia suka merayu/menggombal dan memuji, tentunya ia sering mengasah otaknya dengan membaca banyak referensi, dan mengembangkannya sendiri menurut versinya, dan jelas tentunya ia memiliki kemampuan literasi. Atau ia memiliki wawasan musik yang kaya, suka mendengarkan musik dan memainkan alat instrumen. Wah wanita mana yang tidak suka pria yang bisa mengolah vokal atau memainkan alat instrumen. Sekedar gombalan ringan juga dapat mencairkan suasana, dan otomatis, pria yang mampu mengendalikan suasana dan situasi, adalah pria yang mampu mengendalikan dirinya sendiri dan berkarakter pemimpin. 

Wanita memang kodratnya untuk dirayu dan digombalin, hormon dalam tubuhnya akan menerima semua radar rayuan dan gombalan dengan senang hati, jika ada wanita yang kelihatan tidak berkesan atau bahkan jijik pada rayuan yang ditujukannya (mungkin pas yang merayu itu mirip andika kangen band yah ?) percayalah, itu hanya tampaknya saja, padahal dalam hati,meskipun hanya sedikit,ia pasti sangat berbunga bunga.

Begitulah wanita, rayuan dan gombalan adalah modal utama untuk menjatuhkan hatinya, tidak sesulit yang pria bayangkan. Urusan pake motor canggih, mobil keren, wajah cute seperti iqbaal, itu hal setelahnya, tidak usah muluk muluk. Bahkan bagi pasangan menikah bertahun bertahun seperti saya, urusan finasial yang seringkali menjadi momok dalam persoalan rumahtangga, bisa diminimalisir dengan rayuan dan gombalan. Materi atau kekayaan memang bukan hal yang tidak diinginkan atau terlupakan ketika memilih pasangan hidup, karena itu adalah satu hal penting yang mendukung kebahagiaan dalam rumah tangga, tapi percayalah, pujian atau rayuan yang sering dilontarkan kepada wanita (yang notabene sudah menjadi pasangan hidup) akan membuat hatinya akan merasa selalu dihargai melebihi harga sembako, harga emas, harga berlian, rumah mewah, mobil mewah, dan lain lain.

Tapi jangan sampai kebutuhan pangan dan sandang di nomor 2 kan juga, hahahhaa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun