Sudah kandung jatuh cinta, Mumun ingin  menikah dengan Kang Karta tidak diijinkan  kedua orang tuanya : Karta orangnya pemalas, pengangguran tiada duanya di kampungnya Â
Mumun memaksa ingin tetap dinikahkan karena Kang Karta tipe lelaki setia, kalau tidak akan kabur atau kawin lari. Akhirnya, kedua orang tuanya mengalah, Â Mumun dinikahkan dengan Karta.
Setelah  berumah tangga hidupnya sengsara. Suruh siapa nikah dengan si Karta. Untuk mempertahankan cinta dan rumah tangga,  Mumun nekad pergi ke Arab Saudi bekerja jadi pembantu atas izin dari Kang Karta suami yang setia.
Di kampung pun heboh Mumun jadi babu banyak orang mencibir dan menghina
Beberapa tahun kemudian, Ceu Mumun jadi ikon di kampungnya. Pahlawan devisa, jejaknya banyak diikuti warga kampung, warga desa, bahkan warga kota
Ketika pulang dielu-elukan warga. Bicaranya gado-gado bahasa Indonesia -- Arab. Panggilan di depan namanya bertambah dan berganti menjadi Ceu Haji, terkadang bunda haji. Semua orang kagum dan hormat kaki tangan leher dan tangan dipenuhi perhiasan mas, jika berjalan terdengar suara gemerencing
Ada pula yang hatinya terluka jika ingat anggota keluarga yang nasibnya tak sebaik sang ikon, dianiaya, disiksa dilecehkan sang majikan, memimpikan meraup real mendapat derita
1979
BALADA CEU MUMUN
maksa hayang ngadahup ka Kang Karta
indung bapana teu doa lantaran Kang Karta
jalma teu boga ragap teu aya
Ceu Mumun maksa
indung bapana eleh geleng kapaksa
ngadahupkeun Ceu Mumu ka Kang Karta
satutas ngadahup hirup katalangsara
Ceu Mumun ditundung bongan saha ngadahup ka si Karta
sangkan teu katalangsara pegat duriat
tibatan hirup di lembur sarwa warurat
Ceu Mumun ngejat ka Saudi idin ti salaki