Mohon tunggu...
Man Suparman
Man Suparman Mohon Tunggu... w -

Man Suparman . Email : mansuparman1959@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Balada Ceu Mumun

19 Oktober 2017   09:44 Diperbarui: 19 Oktober 2017   09:53 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah kandung jatuh cinta, Mumun ingin  menikah dengan Kang Karta tidak diijinkan  kedua orang tuanya : Karta orangnya pemalas, pengangguran tiada duanya di kampungnya  

Mumun memaksa ingin tetap dinikahkan karena Kang Karta tipe lelaki setia, kalau tidak akan kabur atau kawin lari. Akhirnya, kedua orang tuanya mengalah,  Mumun dinikahkan dengan Karta.

Setelah  berumah tangga hidupnya sengsara. Suruh siapa nikah dengan si Karta. Untuk mempertahankan cinta dan rumah tangga,  Mumun nekad pergi ke Arab Saudi bekerja jadi pembantu atas izin dari Kang Karta suami yang setia.

Di kampung pun heboh Mumun jadi babu banyak orang mencibir dan menghina
Beberapa tahun kemudian, Ceu Mumun jadi ikon di kampungnya. Pahlawan devisa, jejaknya banyak diikuti warga kampung, warga desa, bahkan warga kota

Ketika pulang dielu-elukan warga. Bicaranya gado-gado bahasa Indonesia -- Arab. Panggilan di depan namanya bertambah dan berganti menjadi Ceu Haji, terkadang bunda haji. Semua orang kagum dan hormat kaki tangan leher dan tangan dipenuhi perhiasan mas, jika berjalan terdengar suara gemerencing

Ada pula yang hatinya terluka jika ingat anggota keluarga yang nasibnya tak sebaik sang ikon, dianiaya, disiksa dilecehkan sang majikan, memimpikan meraup real mendapat derita

1979

BALADA CEU MUMUN

maksa hayang ngadahup ka Kang Karta
indung bapana teu doa lantaran Kang Karta
jalma teu boga ragap teu aya

Ceu Mumun maksa
indung bapana eleh geleng kapaksa
ngadahupkeun Ceu Mumu ka Kang Karta
satutas ngadahup hirup katalangsara
Ceu Mumun ditundung bongan saha ngadahup ka si Karta

sangkan teu katalangsara pegat duriat
tibatan hirup di lembur sarwa warurat
Ceu Mumun ngejat ka Saudi idin ti salaki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun