Mohon tunggu...
Mamang M Haerudin
Mamang M Haerudin Mohon Tunggu... lainnya -

Guru Ngaji

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haul Pesantren Gedongan, Kabupaten Cirebon

16 Mei 2012   19:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:12 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di Wilayah III Cirebon (Kota dan Kabupaten cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Indramayu), Kabupaten Cirebon merupakan satu Kabupaten yang banyak memiliki Pesantren. Tak ayal, jika Kabupaten Cirebon pantas menyandang Kampung Pesantren. Pesantren itu, sekurangnya; Pesantren Babakan Ciwaringin, Pesantren Buntet, Pesantren Kempek, dan Pesantren Gedongan. Ada banyak hal apik dan unik di Pesantren. Dan Gus Dur, adalah satu diantara tokoh yang pernah banyak menggagas pemikiran apik tentang Pesantren, satu diantaranya mengenai Pesantren sebagai sub kultur. Nah, dalam hemat saya, bahwa salah satu komponen sub kultur Pesantren yang apik dan unik adalah ritualnya dalam mentradisikan Haul. Ya, haul adalah salah satu tradisi Pesantren, yang dimaksudkan untuk mengenang serta mentauladani sosok kharismatik para Kiai, yang sudah wafat.

Berkenaan dengan ini, yang juga akan segera digelar oleh Keluarga Besar Pesantren Gedongan, Kabupaten Cirebon, dalam waktu dekat, tepatnya pada hari Sabtu malam Minggu, tanggal 19 Mei 2012. Setelah sebelumnya ritual Haul serupa, juga telah digelar oleh para Pesantren lain, tetangganya, secara berurutan sebelumnya, mulai dari Haul Pesantren Kempek, Haul Pesantren Buntet, dan terakhir Haul Pesantren Babakan Ciwaringin. Dan menurut informasi yang saya dapatkan, gelaran Haul ini akan dihadiri oleh banyak kalangan, terutama oleh Ketua Umum PBNU; Prof. Dr. KH. Said Aqiel Siradj, MA--yang juga termasuk keluarganya--dan KH. Musthofa Bisri; Wakil Rais Syuriah PBNU.

Sementara, tokoh kharismatik, Kiai, yang akan dihauli itu adalah KH. Amin Siradj, KH. Hasanuddin Imam, dan beberapa Kia kharismatik lainnya. Inilah saya rasa, apa yang selama ini dipegang teguh oleh Pesantren, yang sesuai dengan adagium "al-Muhafadhatu 'ala Qadimi al-Shalih wa al-Alakhdzu Bi al-Jadid al-Ashlah" (Menjaga tradisi lama yang masih relevan, dan mengambil tradisi baru yang lebih relevan). Karenanya, kepada segenap warga Pesantren, Nahdliyin, dan segenap bangsa Indonesia, mari untuk senantisa memegang teguh adagium tersebut. Maka dari itu, kiranya tak berlebihan, jika salah satu bentuk dari memegang teguh adagium itu adalah dengan menghadiri Haul ini. Sekian. Wallahu 'alam Bi al-Shawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun