Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tidak Romantis Itu Ternyata Romantis!

30 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 30 Maret 2021   09:45 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi (Foto : pixabay.com/PhotoMIX-Company)

Memaknai Romantisme Pernikahan
Manusia tak ada yang sempurna. Saya malah ingin lebih banyak berefleksi diri. Rasanya lebih damai ketika mensyukuri hal-hal kecil yang ada dalam keseharian hidup daripada mengeluhkan sesuatu yang tidak kita punya.

Romantisme dalam suatu hubungan terlalu dangkal jika hanya diartikan sebatas pemberian kado mahal, kejutan, makan malam romantis,dan atau ucapan cinta dan sayang di media sosial. Bukan tak boleh atau tak perlu, namun kita harus masuk lebih dalam lagi untuk memaknai romantis ini.

Bagi saya, ketika pasangan mau terlibat dalam pengasuhan anak itu sudah cukup membahagiakan. Ketika dia mau mendengar segala cerita dan uneg-uneg saya, itu juga sudah melegakan. Atau ketika dia mau memasak untuk anak-anak, membantu saya mengurus anak-anak, itu juga sangat manis bagi saya.

Untuk apa mencari hal lain yang memang tak perlu kita pusingkan. Biarlah romantisme milik film drama atau dongeng klasik. Nikmati ceritanya yang menghibur, tak perlu berkecil hati jika pasangan tak seperti itu. Kebahagiaan pernikahan tak bisa diukur hanya dari sisi romantis saja.

Mungkin ini yang akan saya ceritakan kepada putri saya suatu saat nanti. Papanya tidak romantis meskipun tiap hari selalu bilang "I love you". Hari Valentine, hari ulangtahun pernikahan, atau hari ulangtahun istrinya biasa saja, bahkan sering lupa. Namun, yang tidak romantis ternyata malah romantis karena hadirnya cinta itu sendiri.

Cinta itu memberi, dan bukan mengharap untuk terus menerima. Kebahagian untuk mencintai dan memberi itu justru lebih besar dibanding ketika menerima saja.

Jika suatu saat, putri saya bertanya "Mengapa Mama bisa terus mencintai papa?" Saya pun akan menjawab bahwa semua karena kasih karunia. Saya hanya manusia biasa yang punya banyak kekurangan dan kelemahan.

Allah yang memampukan saya untuk mengasihi dan mencintai. Secara kedagingan manusia akan sulit terus mencintai orang lain tanpa syarat. Di dalam Allah selalu ada kekuatan untuk mengasihi dan mencintai karena Allah adalah kasih.


Salam kasih dan cinta,

MomAbel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun