Prasasti ini ditulis dalam 2 versi, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Isinya sebagai berikut :Â
H.W. Daendels, gubernul jenderal (1808-18011) yang ditugaskan oleh pemerintah Hindia Belanda, mengemban tugas salah satunya harus membangun JALAN RAYA POS ( GROTE POSTWEG) dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur).
Tujuan utama membangun JALAN RAYA POS, adalah untuk memperlancar komunikasi antar daerah dalam rangka memperkuat pertahanan  di pulau Jawa.
Seusai pembangunan jembatan sungai Cikapundung pada sekitar tahun 1810, untuk pertamakalinya dilewati, gubernur jenderal H. W. Daendels dan bupati Bandung R.A.A Wiranatakusumah II melanjutkan berjalan kaki, Â sesampainya di tempat ini H.W. Daendels sambil menancapkan tongkat kayu berkata : " ZORG, DAT ALS IK TERUG KOM HIER EEN STAD IS GEBOUWD" (Dalam Rangkaian DE GROOTE POSTWEGnya). Artinya : "COBA USAHAKAN, BILA AKU DATANG KEMBALI, DI TEMPAT INI SUDAH DIBANGUN SEBUAH KOTA."
Di tempat ini pulalah masyarakat kemudian membuat patok berupa tugu yang menyatakan  tanda KILOMETER "0" (NOL). Sampai saat sekarang, patok ini dipergunakan sebagai posisi KM Bd. 0+00
Menyusuri jalan Asia Afrika dari hotel Prama Grand Preanger hingga alun-alun kota sangat menyenangkan. Trotoar lebar, bersih, dan indah. Pot-pot bunga cantik menambah semarak pemandangan. Begitu juga kursi-kursi taman yang ada di sepanjang trotoar. Jika ingin istirahat, tinggal duduk manis menikmati suasana.
Jalan pagi kami ternyata tidak mencapai target. Kurang sedikit lagi sudah sampai alun-alun kota, tapi "pasukan" sudah kelaparan. Jadilah kami jalan kembali ke hotel untuk sarapan. Saya cukup puas jalan pagi, meskipun hanya sebentar. Sebelum jalan balik menuju hotel, tulisan ini yang saya baca di tembok bangunan museum BNI : "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum" (M.A.W Brower). Hmmm... Kota Bandung memang cantik dan menarik. Benar kan ya?
(RR)