Proses pembakaran yang menggunakan bara api dan tusuk besi, juga akan membuat proses pengempukan daging lebih cepat. Terlebih lagi dalam pembakarannya masih menggunakan kipas tradisional dari anyaman bambu. Sesekali dibalik dan diatur tata letak dalam pembakarannya sehingga tidak akan gosong. Proses pembakaran tidak dilakukan pada dapur tertutup, melainkan pada sebelah pintu masuk. Sehingga asap yang dihasilkan akan langsung berbaur dengan udara dan menambah selera agar menarik para pengunjung.
Agar empuk secara bersamaan dan konsisiten, pada setiap tusuknya didominasi menggunakan potongan daging. Bagian-bagian lemak tertentu yang masih mudah digigit, tetap hanya digunakan sedikit. Tujuannya agar konsumen tidak merasa kecewa apabila mendapatkan potongan yang sulit digigit. Selain itu juga memperhatikan dari segi penampilan bentuknya yang tidak berminyak.
Tidak hanya sate klathak yang menjadi menu terlaris di warung Pak Pong. Menu yang lain seperti sate bumbu kecap, gulai daging kambing, tongseng, tengkleng, kronyos, kicik, dan olahan nasi goreng kambing juga menjadi menu andalan bagi para pengunjung. Pengunjung juga tidak perlu mengeluarkan uang begitu banyak, sebab harganya masih sangat terjangkau. Mulai dari 25.000 hingga 35.000 sudah dapat menikmati olahan di warung Pak Pong.
Kesederhanaannya dalam menggunakan bumbu dengan tetap memperhatikan citarasa otentik seraya berbanding lurus dengan suasana warung yang diciptakan. Walaupun telah memiliki banyak cabang dan dikenal secara luas, nuansa tradisional warung ini masih sangat kental. Bangunannya dibuat dengan model joglo yang kemudian dilengkapi dengan gazebo. Gazebonya pun masih sederhana namun tetap bernuansa klasik. Perpaduan yang pas antara rasa, tampilan, dan suasana menjadikan sensasi menyantap kuliner sate klathak Pak Pong yang tak terlupakan.
 "Sate Klathak Pak Pong telah berhasil dalam menciptakan resep olahan daging kambing dengan tetap mempertahankan kualitas selama puluhan tahun, "ucap Riyadi selaku penggemar sate klathak Pak Pong.  Konsisten dalam citarasa dengan perpaduan nuansa klasik tradisional akan selalu memiliki ruang tersendiri di hati para pecinta kuliner. Menjadikan sate klathak Pak Pong sebagai warisan kuliner Bantul yang tidak pernah pudar serta tujuan utama wisata kuliner Yogyakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI