Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bela Negara dalam Perspektif Kitab Suci

8 November 2017   10:32 Diperbarui: 8 November 2017   14:08 2752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.suarawajarfm.com

Kedua, Katolik dan Kristen pun mengajarkan dalam kitab suci mereka, Injil, untuk mencintai tanah air dan Bela Negara. Beberapa dalil dalam injil pun disebutkan tentang kewajiban umat Kristiani untuk tunduk pada Pemerintah. Dalil-dalil tersebut adalah sebagai berikut:

"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah."(Roma, 13:1)

"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."  (Mat 22:21)

"Engkau tidak memiliki kuasa apa pun atas diri-Ku, kecuali kuasa itu diberikan kepadamu dari atas. Itulah sebabnya, orang yang menyerahkan Aku kepadamu lebih besar dosanya." (Yohannes, 19:11)

"Sebab dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu." (Keb 6:3)

Sejumlah tokoh Katolik memberikan penjelasan terhadap ayat-ayat di atas sebagai Tuhan, sang Pencipta keteraturan sosial, menciptakan manusia sebagai mahluk yang perlu untuk hidup dan berkembang di dalam komunitas, dan karenanya memampukannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik.

Bahkan, Konsili Vatikan II menyatakan, "Dengan demikian jelaslah negara dan pemerintah mempunyai dasarnya pada kodrat manusia, dan karena itu termasuk tatanan yang ditetapkan oleh Allah. Sedangkan penentuan sistim pemerintahan dan penunjukan para pejabat pemerintah hendaknya diserahkan kepada kebebasan kehendak para warganegara." (Vatikan II tentang Gereja dan dunia modern, Gaudium et Spes, 74)

Justru karena tatanan tersebut (otoritas sipil) berasal dari Allah, maka ketika otoritas tersebut ingin mencapai kebaikan bersama, dan dilakukan di dalam batas-batas keteraturan moral, maka otoritas tersebut harus ditaati di dalam nurani. Kegagalan untuk menaatinya adalah pelanggaran terhadap perintah ke-4 dalam ke 10 Perintah Allah (Hormatilah orang tuamu), seperti yang dijelaskan oleh St. Thomas Aquinnas.

Ketiga, Hindu pun mengajarkan tentang pentingnya cinta tanah air dan Bela Negara. Agama Hindu mengajarkan bahwa Tuhan adalah kebenaran yang tak terbatas (Sat Citta Ananda Brahman) dan dia adalah sumber segala sesuatu berawal (Janmadhayasyah yatah). Ini terungkap dalam Kitab Maha Nirvana Tantra dan Brahma Sutra I.1.2. Dalam ayat lain pun tertulis dalam dua buah sloka kita suci Bhadawad Gita pada Adhyaya XI sloka 55 dan XVIII.65 yang berbunyi:

"Mat-karma krnmat-paramo mad-bhaktah sanga-varjitah, nirvairah sarva-bhutesu yah sa mam eti pandava." Artinya: Yang bekerja bagi-Ku, menjadikan Aku tujuannya berbakti kepadaKu tanpa kepentingan pribadi tiada bermusuhan terhadap segala insani, dialah yang datang kepadaKu, oh Pandawa."

Dalam ayat lain pun dijelaskan dengan gamblang tentang masalah bangsa dan negara menuju kebahagiaan perdamaian yang kekal. Kitab suci Rg Veda X.191.sloka 2 dan 3 yang berbunyi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun