Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Perbaikan Lagi

10 September 2015   08:59 Diperbarui: 10 September 2015   08:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kompasiana tengah maintenance alias perbaikan (kompasiana.com)"][/caption]

Sudah berhari-hari ini sebenarnya saya mantengin terus jumlah hit atau klik yang tertera di aktikel saya. Tadinya jumlah pembaca sampai 500 an, ternyata akhir-akhir ini kog aneh. Tiba-tiba tinggal 2 orang pembaca. Meskipun begitu saya tenang saja dan tetap menulis berapapun jumlah hit yang tercantum di dalam artikel saya tersebut.

Jumlah hit, memang selama ini mejnadi primadona pemilik artikel, karena memang dengan melihat hit tersebut maka sepertinya tulisan kita "laku" di pasaran. Ibarat memajang lapak dagangan, maka ada yang melongok, menawar-nawar sedikit dan membeli. Ya minimal melongok saja ke lapak kita, meskipun tak juga menawar apalagi membeli. Bahkan tak sedikit yang justru kesal dan menyesal karena telah membuka judul yang sepertinya bombastis dan membuat penasaran. Tidak sama dengan membeli kucing dalam karung, tak hanya dilihat dulu isi karungnya, karena kalau ternyata kucingnya mengecewakan maka tak jadi dibeli.

Begitu juga trend tulisan di kompasiana, yang notabene kompas-iana ya tentu isinya pembaca-pembaca kompas. Jadi paling tidak isi dalam tulisan itu nyangkut sedikit-sedikit materi berita di media online tersebut. Meskipun tak sedikit yang menulis di luar kontek berita, atau berita yang hangat-hangatnya di kompas, tapi kadang murni dari tulisan sendiri yang berasal dari pengalaman pribadi.

Jadi kalau sudah menulis dengan waktu yang tak sedikit, terus diklik, dibaca dan dikomentari kog rasa-rasanya kebanggaan dan kebahagiaan melayang di atas ubun-ubun. Puas sekali rasanya meskipun kadang setelah dibaca lagi, ternyata masih ada kurangnya. Atau masih kurang bumbunya biar tulisan itu semakin makjleb bagi pembaca.

Kembali lagi kepada penulis di kompasiana, dengan variasi kultur (budaya) dan latar belakang pendidikan tentu mempengaruhi gaya penulisan. Apalagi menulis bisa disebut dengan bahasa komunikasi ala tulisan, jadi menjadi maklum jika terjadi variasi di dalamnya. 

Justru dengan variasi itulah kompasiana menjadi berwarna. Kadang serius, kadang juga hanya latah dan cuap-cuap ala ibu-ibu arisan atau obrolan bapak-bapak yang maen gaple sewaktu ronda.

Tapi itulah seni. Dan itulah pembawaan dari penulis masing-masing. Serius boleh nggak serius juga monggo.

Tulisan sedikit pembaca, atau pembaca yang awalnya banyak ternyata melorot ke level puluhan saja. 

Fenomena maintenance Kompasiana[dot]com masih terjadi hingga kini, jadi jangan risau dan galau jika ternyata kompasiana sempat melemah alias melambat, bahkan membukanya saja agak sulit. Ternyata memang saat ini tengah melakukan recoveri jumlah pembaca (hits). Jadi gak usah bersedih, kalau kemarin pembacanya mencapai ribuan kog ternyata sekarang tinggal seuprit maka tunggu saja, semua akan kembali normal.

Kalau saya mah, sudah mafhum dan memaklumi apa yang terjadi di blog ini, jadi tetap menulis meskipun kadang target pembaca tidak tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun