Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru SLB Negeri Metro

Suka membaca, traveling, nonton film, menulis, ngobrol ngalur ngidul, suka makan masakan istri

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ironi Penjaja Diri dan Janji

24 Mei 2025   13:36 Diperbarui: 24 Mei 2025   19:51 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Affiliator di platform jual beli online (dok pribadi)

Sayangnya meskipun sampai ribuan orang follower, eh yang nonton liveku gak sampai ratusan orang. Dan yang mau bertahan sampai selesai pun gak ada sama sekali. Rata-rata semua hanya melihat sekilas dan kabur entah kemana.

Selain para pembuat konten iklan atau viti sekedar menjadi seller atau affiliator, nyatanya banyak yang akhirnya gulung tikar dan gak mampu bertahan dari gempuran produk yang dijual ancur-ancuran. Banyak dari pengusaha yang sengaja mengerahkan anak buahnya agar mau membuat live di pabrik sambil menjajakan produknya. Ada juga seorang agen promosi yang sengaja merekrut banyak karyawan agar mau memasarkan produk orang lain dengan bayaran yang katanya sih "mantap" tapi nyatanya banyak karyawan yang akhirnya keluar dan gak sanggup menghadapi tekanan kerja dari bosnya.

Itulah bayang-bayang yang aku alami dan mungkin ada jutaan affiliator serta pembuat konten yang harus menyerah kalah dari para pemilik modal dan skill penjual yang sudah lama jam terbangnya.

Ketika aku harus melalui dari nol dan mencoba menggunakan fasilitas promosi, nyatanya yang mau membeli produk yang aku tawarkan juga gak sesuai dengan ekspektasi dari si mbak-mbak pembuat iklan tadi.

Mencari uang kataya mudah tapi tak semudah itu Ferguso!

Jika melihat beragam promosi dan beribu-ribu seller dan affiliator nyatanya tidak semua oang yang berjuang dapat meraih omset yang katanya 2 dijit tadi. Meskipun ada yang mampu 2 dijit itupun tidak lebih dari 1 persen dari keseluruhan seller atau penjual di tiktok.

Mengapa? Karena Tiktok punya cara bagaimana usernya mau tetap bertahan di sana dan tertantang dengan janji-janji yang kadang bikin sakit hati. Meskipun rasa sakit dan kecewa itu kerap melanda para usernya, tak sedikit pula yang mampu bertahan sampai semua habis dikorbankan.

Masih beruntung yang jelas-jelas jualan yang memang menghasilkan uang dari jualan produk, dengan risiko harus meraih untung sedikit lantaran terlalu banyak yang harus dikeluarkan demi meraih pembeli sebanyak-banyaknya. 

Dan seandainya produknya laku banyak, pihak tiktok akan mendapatkan keuntungan sebagai platform yang akan mendapatkan uang "upeti" dari para seller tadi. Bentuknya berupa diskon atau kupon potongan harga yang harus disiapkan oleh si seller sendiri. Dengan catatan ada juga yang mendapatkan secara gratis setelah menyelesaikan tugas-tugas dari platform jual beli tersebut.

Dengan jumlah pengguna aktif 1,8 milyar manusia, maka amat wajar jika Tiktok bisa mengalahkan platform lain seperti Facebook, Youtube, IG maupun platform lainnya.

Jelas saja, dengan jumlah pengguna 1,8 milyar manusia, jika transaksi dari iklan atau promosi tadi hanya separuhnya saja bisa dipastikan nilainya bisa trilyunan rupiah. Silakan pembaca hitung sendiri jika setiap iklan mengambil harga seratus ribu rupiah saja mencapai 90 trilyun rupiah. Itu dihitung perbulan. Bagaimana jika setiap bulan pengguna tiktok melakukan transaksi iklan tadi? Wah mungkin kita hanya bisa geleng-geleng kepala.

Dengan penghasilan bos tiktok yang segede gaban itu, lalu dibandingkan dengan pendapatan dari penggunanya yang gak sampai 10% tentu Tiktok jauh lebih untung dibandingkan para seller atau affiliator yang sudah jor-joran menggunakan jasa iklannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun