Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jangan Pernah Katakan "Blondo" Jika Ingin Membuat Minyak Goreng

26 Maret 2022   21:44 Diperbarui: 31 Maret 2022   15:48 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi santan alami dari sebutir kelapa segar. (sumber: SHUTTERSTOCK/HOMELESSCUISINE via kompas.com)

Setelah setengah jam lebih, wajan pun di turunkan dan apinya dimatikan. Setelah beberapa saat endapan dan minyaknya dingin, barulah kita bisa memeras atau  memisahkan antara endapan dan minyak tadi.

Dari hasil pengolahan beberapa butir kelapa akan dapat menghasilkan minyak yang berkualitas dan aroma yang khas. Terkait berapa liter hasilnya tergantung jenis dan kondisi kelapa ketika diolah. 

Jika buah kelapa merupakan jenis yang bagus dengan daging tebal dan kelapa juga sudah tua (tidak ketuaan), maka bisa dipastikan minyaknya juga banyak. Tapi kalau jenis kelapa kecil dan tipis daging buahnya, kemungkinan besar hasilnya juga sedikit.

Pantangan menyebutkan kata "blondo" ketika mengolah kelapa menjadi minyak

Boleh jadi adat atau budaya memiliki kesamaan di beberapa daerah. Seperti ada hal-hal yang dilarang ketika mengolah sesuatu. 

Seperti tidak boleh mengatakan "blondo" ketika membuat minyak makan. Entah ini hanya mitos atau apa, yang pasti masyarakat desa dari kalangan suku Jawa, masih banyak yang memegang tradisi dan menghindari pantangan ini.

Sebab banyak kejadian siapa saja yang mengolah minyak kelapa, ternyata di dalam pembuatan selalu mengatakan "blondo" maka yang dihasilkan adalah endapan "blondo" tadi. Sedangkan minyak makan yang diharapkan justru lebih sedikit.

Percaya atau tidak mitos ini masih sangat dipercaya oleh ibu-ibu di desa. Dan kepercayaan turun temurun ini menjadi aturan tidak tertulis yang memang harus  dijaga.

Membuat olahan pepes ternyata juga lebih endes atau lezat.

Suatu ketika kami memelihara lele di kolam ikan belakang rumah. Karena punya peliharaan sendiri tentu kami sangat sering mengolah ikan-ikan berkumis ini menjadi hidangan beraneka rupa. Kadang dibuat sambal lele dengan cabai merah, lele santan bumbu ketumbar, atau dipepes dengan daun kemangi dan bumbu yang gurih.

Cara memasak dengan pepes menjadi alternatif jika merasa ingin membuat kreasi masakan tanpa menggunakan minyak. Sebab di dalam tubuh ikan sendiri hakekatnya menyimpan minyak yang fungsinya juga menambah aroma lebih gurih.

Dengan bumbu-bumbu yang sudah dipersiapkan, ikan lele yang sudah dibersihkan tersebut dibungkus dengan daun pisang, kemudian dikukus sampai matang. 

Lewat cara ini masakan lele ternyata tak kalah lezatnya. Bahkan rasa daging lele benar-benar sangat mendominasi dibandingkan dengan digoreng atau diolah dengan cacra berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun