Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Masjid, Kembalikan kepada Persoalan Keumatan Saja

20 Mei 2018   20:49 Diperbarui: 20 Mei 2018   21:12 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya begitu terpesona dan kagum jika masyarakat berduyun-duyun membangun masjid. Mereka berusaha memperbaiki masjid dan menjadikannya nampak indah dan megah. Mengapa saya menganggap demikian, karena di beberapa kota yang notabene umat Islam amat sedikit, maka untuk menemukan masjid amatlah sulit. 

Seperti yang disampaikan salah satu masyarakat Indonesia yang bermukim di Taiwan. Untuk menemukan masjid mungkin tidak mesti seminggu sekali.  Faktornya karena memang tidak mesti satu kota ada masjidnya. Tidak hedan jika kerinduan akan suara azan begitu terasa. Jangankan melihat masjid yang ramai oleh jamaah, melihat masjid yang dibangun saja amat sulit diketemukan.

Meskipun di tempat tersebut ada umat Islamnya, namun karena prosentase jumlah keseluruhan masyarakat di Taiwan digolongkan amat kecil dan disebut dengan minoritas. Mereka sulit sekali memiliki masjid, karena memang jamaahnya masih sedikit. Namun karena banyak pula umat Islam yang bekerja di sana, maka kerinduan akan hadirnya mesjid sangat dinanti-nanti.

Jangankan di luar negeri yang notabene umat Islam memang sedikit, di Indonesia saja masih ada kampung yang belum memiliki masjid khususnya di daerah pelosok desa. Namun saat ini, untuk menemukan masjid tidaklah sulit, bisa dua atau tiga masjid yang dibangun dalam satu desa. Ini  menunjukkan semangat membangun keumatan akan agama semakin pesat.

Beruntung sekali di Rusia berdiri masjid Qolsharif dan masjid-masjid lain yang juga berdiri di sana  yang menyatukan umat di negara tersebut. Begitu pula berdirinya masjid Groud Zero paska tragedi WTC di  Amerika. Masjid yang menunjukkan identitas semua masyarakat juga di negara-negara lain yang muslimnya minoritas.

 Tentu dengan berdirinya masjid di sana, komunitas muslim semakin berkembang. Dan dengan berkembangnya masyarakat muslim maka kemajuan umatnya mudah-mudahan semakin  maju pula. Masjid yang bisa berdiri kokoh di antara gedung-gedung pencakar langit di negara Adikuasa tersebut.


Dengan berdirinya aneka masjid tentulah semua berharap bahwa berdirinya Masjid tersebut sebagai simbol masyarakat yang terbuka dan menerima semua perbedaan. Masyarakat muslim yang siap-siap bersanding dengan masyarakat lainnnya di penjuru bumi.

Masjid memberikan cahaya pada umat dan menebar cinta kasih pada sesama

Betapa eloknya jika semua penganut Islam berprinsip terbuka menerima segala perbedaan yang melingkupinya. Baik perbedaan dari kalangan umat Islam sendiri yang dipahami bahwa umat Islam memiliki berbagai macam firqah atau aliran. Satu aliran dengan aliran yang lain seolah-olah mengalami pergolakan yang tidak ada habisnya.

Dalam lingkup kecil, dahulu antara Muhammadiyah dan NU selalu saja mengalami konflik terkait hukum Islam. Maka muncul istilah bid'ah dan tidak bid'ah. Istilah bid'ah hasanah dan bid'ah dhalalah. Semua berbeda prinsip dan keyakinan ketika berbicara masalah ini. Dampaknya antara umat satu dengan lainnya yang sama-sama Islam saja bisa saling bersitegang. 

Maka tidak heran jika kedua kelompok agama ini berebut peran dalam mengembangkanumat. Gara-gara qunut sesama umat Islam saling bentrok, gara-gara adzan Jumat yang dua kali sesama jamaah saling berebut mix masjid.  Sungguh keadaan yang memalukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun