Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Gantung Diri, Kenapa Harus Terjadi?

14 Maret 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam bahasa kejiwaannya disebut introvert. Yaitu seseorang yang selalu menutup diri dan mengasingkan diri dari masyarakat lainnya. Mereka selau hidup dalam duninya sendiri dan merasa bahwa orang lain tak membutuhkan dirinya dan dirinyapun merasa tak membutuhkan orang lain. Gejala introvert hakekatnya menjadi penyebab orang yang kehilangan kesadaran dan melakukan bunuh diri. Ditambah goncangan kejiwaan akibat keputusasaan atas kegagalan usaha.

Kurangnya bersosialisasi dengan orang sekitar hakekatnya menjadi awal tertutupnya cakrawala kehidupan yang lebih luas. Kadang saatnya kita sendiri dan privasi kita, di sisi lain harus bersosialisasi dan menyampaikan segala uneg-uneg atau fikiran yang kini tengah mendera. Boleh jadi dengan bersosialisasi maka jalan hidup menjadi lapang dan permasalahan hiduppun akan mendapatkan jalan keluarnya. Tak hanya masalah percintaan atau perjodohan, masalah kehidupan dunia dan akhiratpun akan kita temukan dengan bersosialisi atau bergaul.

Penyebab lain adalah, mereka selalu mengharapkan segala impian dan cita-cita terkabul, titik tak pakai koma. Harus dan musti ada tatkala mereka membutuhkannya. Kondisi ini menjadikan seseorang tidak akan menerima kenyataan hidup yang saat ini menjeratnya. Biasanyanya seseorang yang berkepribadian "memaksa" diawali dari kehidupan yang serba memaksa, dan terlalu disiplin. Dampaknya segalanya harus dilakukan dan apa yang diinginkan harus tercapai. Dalam rumus matematika bisa jadi segalanya bisa terjadi, tapi ada unsur "x" yang memaksa kita untuk mengalah pada keadaan. Dialah takdir Tuhan.

Meskipun bukan bermaksud menggurui, bahwa hakekatnya kehidpan itu tidak hanya satu jalan. Ada banyak alternatif yang mesti kita lakukan. Jika jalan pertama mengalami kegagalan, maka ada jalan lain yang dapat ditempuh sebagai alternatif hidup. Jika gagal dengan kekasih pertama, maka ada kekasih lain yang menanti dan diciptakan untuk kita. Tak perlu berputus asa karena jodoh sudah ada di tangan Tuhan.

Bersikap menerima apa adanya (tawwakal) tatkala usaha dan doa (ikhtiar) telah dilakukan. Karena dengan bertawakal atau berserah dirilah hakekatnya jiwa menjadi tenang. Jangan menuntut di luar kemampuan diri karena dampaknya justru akan merusak diri sendiri.

Melakukan sesuatu yang dianggap paling sesuai dan paling dapat kita lakukan tanpa memaksa sesuatu yang sulit dicapai. Andaikan memaksa melakukan yang sulit tercapai, maka jalan keikhlasan dan kesabaran atas apa yang terjadi menjadi kunci penerimaan diri.

Melakukan silaturrahmi, sebagaimana dianjurkan oleh Nabi, bersillaturrahmilah dan bergaullah karena dengan bersilaturrahmi akan memberikan banyak manfaat, di antaranya memperpanjang umur, membuka jalan rezeki dan menghindarkan diri darifitnah dan prasangka. Selalu terbuka pada pada setiap orang, keluarga dan teman-teman yang siap menerima keluh kesah kita dan siap membantu dalam setiap persoalan hidup karena hanya dengan membuka diri segala kegundahan dan kesulitan hidup sedikit banyak akan sirna seiring dengan mendapatkan respon dari orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun