Mohon tunggu...
MalaM
MalaM Mohon Tunggu... Freelancer - satu ruang bersama MalaM

... karena kita pernah di sini!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesepian Kita

21 Januari 2019   10:10 Diperbarui: 22 Januari 2019   15:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"hidup adalah kepalan  
masa lalu adalah apa yang kau lihat di gerbang kota
aku adalah pejuang yang bertahan"  
begitu pilihanmu di taman kota  
malam itu

kukhatamkan kotamu, kawan  
di linang sisa pinggan, daki, dan jamban  
pada lorong-lorong setengah hati
yang gemeretak di tapak-tapak tiang jemawa

kita terpisahkan sunyi  
yang datang bersama dirimu yang lain
menggenggam mengulas senyum terindah
demi semata hasrat mengada
mungkinkah rindu yang pecah
atau hidup yang tak lagi ramah
hanya yang kusadari kini
kesepian kita sisi hitam yang terungkap

di ujung jalan bercabang
kususuri apa yang kau sebut masa lalu
kau keliru, masih ada kami
meski kadang canggung dan terbata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun