Mohon tunggu...
Makruf_Alkarkhi
Makruf_Alkarkhi Mohon Tunggu... Guru - Menulis membuat bahagia

Hidup sederhana, Layaknya Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan dan Kenyataan

29 Oktober 2021   13:18 Diperbarui: 29 Oktober 2021   13:21 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan sudah beberapa kali turun membasahi bumi.

Tumbuhan yang layu kini telah tersenyum kembali.

Udara yang panas berganti sejuk hingga dingin, dan pelukan terasa lebih bermakna lagi.

Lewat hujan, bumi yang merindu perlahan terobati.

Dan hanya lewat kekasihlah hatiku yang merindu terobati.

Hujan, hatiku masih saja kemarau meski kamu berulang kali hadir.

Sempat ada yang hadir, aku kira kekasihku, ternayat dia hanya gerimis.

Menetes pada hati yang kering, lalu pergi menyisahkan kenangan abadi.

Perlahan harapan itu mengering, menjadi debu tersapa angin dan pergi.

Tak mengapa jika aku tak bisa memeluk seorang kekasih di malam yang dingin sehabis hujan.

Setidaknya aku tengah berjuang untuk memeluk kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun