Mohon tunggu...
Maksimus Masan Kian
Maksimus Masan Kian Mohon Tunggu... Guru Kampung

Pria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Solor Fun Run : Jejak Langkah Menuju Keadilan Wisata di Flores Timur

16 Juni 2025   17:15 Diperbarui: 16 Juni 2025   17:15 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iklan Promosi Event Solor Fun Run ( Sumber Foto: Arsip Maksimus Masan Kian)

Solor Fun Run: Jejak Langkah Menuju Keadilan Wisata di Flores Timur

Flores Timur tengah bersiap menandai babak baru dalam sejarah pembangunan wilayah kepulauan dengan sebuah kegiatan sederhana namun sarat makna, Solor Fun Run. Digagas oleh Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignas Uran, kegiatan ini memang belum lepas dari silang pendapat. Namun jika ditelaah lebih dalam, langkah ini justru patut mendapat dukungan luas, bukan saja sebagai agenda olahraga massal, tetapi sebagai strategi kebudayaan dan pembangunan ekonomi yang cerdas dan terukur.

Pulau Solor, bersama Adonara dan Lembata, menyimpan jejak panjang interaksi global sejak abad ke-16. Kawasan ini adalah simpul penting jalur rempah dunia, titik temu pelayaran dari Malaka, Banda, hingga Nusantara bagian timur. Benteng Lohayong berdiri sebagai saksi sejarah kolonial, misi agama, dan diplomasi adat yang membentuk wajah peradaban di Nusa Tenggara Timur. Hari ini, warisan sejarah itu masih hidup dalam tarian, tradisi, dan tutur masyarakat Solor yang bersahaja.

Namun pertanyaannya, sejauh mana kita sebagai bangsa dan daerah menjadikan sejarah itu sebagai kekuatan masa depan?

Solor Fun Run menjawab tantangan itu. Dengan target seribu peserta, kegiatan ini bukan semata ajang lari santai. Ia adalah simbol pergerakan. Promosi wisata yang tak berhenti pada brosur dan video, tetapi turun langsung ke tanah, menyentuh masyarakat, menggairahkan ekonomi lokal, dan menciptakan panggung bagi keunikan budaya setempat.

Kritik bahwa kegiatan ini "hanya euforia" patut dibaca ulang. Sebab, tanpa langkah konkret dan konsisten seperti ini, destinasi wisata strategis seperti Solor akan terus terpinggirkan. Aspek keadilan pembangunan, yang selama ini lebih banyak tersedot ke wilayah lain di Flores Timur, kini mendapat koreksi melalui Solor Fun Run ini. Sebuah afirmasi kepada masyarakat kepulauan bahwa mereka bukan hanya penonton pembangunan, tetapi pelaku utama.

Dari sisi pendidikan budaya, kegiatan ini membuka ruang untuk menggali kembali identitas lokal, mengedukasi masyarakat tentang hospitality, pelestarian lingkungan, dan kebersihan nilai-nilai dasar yang menjadi pondasi ekosistem pariwisata berkelanjutan. Dari sisi ekonomi, gelombang pengunjung yang hadir tentu menggerakkan perputaran uang di sektor informal, pedagang kecil, pengrajin, tukang ojek, dan pelaku ekonomi kreatif.

Pemerintah Flores Timur tengah menunjukkan bahwa promosi pariwisata tak harus mewah. Ia bisa dimulai dari gerakan kecil, yang membangkitkan partisipasi masyarakat dan menggugah kesadaran kolektif. Maka, Solor Fun Run adalah langkah awal yang tak boleh diremehkan. Ia adalah percikan api untuk nyala obor pariwisata berkeadilan di Timur Nusantara, Kabupaten Flores Timur.

Solor kini butuh dukungan, bukan keraguan. Dan sejarah akan mencatat, siapa yang berlari bersama perubahan, dan siapa yang hanya berdiri menonton.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun