Mohon tunggu...
Mochamad Makruf
Mochamad Makruf Mohon Tunggu... Editor - Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Disruption, Aplikasi "E-Textbook" Gerus Buku Fisik

10 Maret 2019   11:18 Diperbarui: 10 Maret 2019   12:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran di kelas menggunakan buku fisik terancam tidak berlaku lagi - headlinesindia.co.in

Di disruption era saat ini bisnis lama (incumbent) sedikit demi sedikit akan tergerus keberadaannya. Bila bisnis printed media, koran sudah mulai tergerus oleh news online, kini giliran buku pelajaran  atau buku teks fisik. Ya, buku pelajaran fisik diprediksi akan tergerus kehadiran aplikasi textbook di android. Produk itu antara lain Quickedu dan pesaingnya Kipin School.

Quickedu cenderung lebih cocok untuk pembelajaran kelas secara online. Itu karena   servernya di sekolah dan kendaliya di guru dan ada interaksi dengan siswa.  Sedangkan, Kipin School cenderung personal siswa dan tidak ada interaksi dengan pihak sekolah.

Bila bisnis aplikasi e textbook ini sukses, satu sekolah dipastikan tidak membutuhkan  fisik buku sejumlah siswa lagi. Karena buku fisik,  selain berat di angkutan, juga berat di tempat penyimpanan bukunya.

Sebuah SMK Krian yang jumlah siswanya satu jenjang mencapai 750 setiap tahun ajaran baru selalu kebingungan mencari gudang--untuk  menyimpan buku-buku teks yang dibeli dari dana BOS yang sudah tidak terpakai karena tergantikan buku edisi revisi terbaru.

"Mau taruh di mana buku-buku ini. Dihancurkan juga tidak bisa karena masih aset negara. Bila buku teks kelas 10 ada 10 mapel dan dikali 750 siswa berarti total buku 7.500 eksemplar. Bagaimana dengan buku tidak terpakai kelas 11, dan 12 ,'' kata seorang guru kebingungan.

Menggunakan aplikasi textbook, buku fisik bila 10 mapel cuma 10 eks buku untuk 750 siswa. Kok bisa? Jadi  sample buku teks tersebut di-scan dan diubah jadi pdf. Selanjunya pdf dijadikan e textbook (memakai flip book).

E textbook tersebut  selanjutnya diupload di server utama sekolah. Melalui server ini, e textbook bisa diakses atau dibaca semua siswa dengan menggunakan HP android dan laptop mereka. Mudah kan.

Apa yang diperlukan implementasi e textbook ini. Komputer server sekolah ketentuannya, ip publik internet bila ada, server minimum Core i3, Ram 8 GB, perangkat wifi per kelas dan mikrotik/reuter.

Sedangkan minimum spesifikasi smartphone, adanya jaringan internet, ram minimum 512 mb, OS. 4.0 (Jelly bean), penyimpanan data internal minimum 50 mb. Sedangkan spesifikasi laptop, ada jaringan internet, OS, Window XP, Ram 1 gb, dan penyimpanan data internal 200 mb.

Bila aplikasi textbook ini sukses pengusaha buku besar atau kecil tidak diributkan lagi oleh tata niaga buku yang diatur Kemendikbud. Yang mana  tata niaga buku teks fisik itu  selalu berubah setiap tahun ajaran baru dan cenderung  menyusahkan penerbit kecil. Jadi selamat tinggal buku text fisik.

Pemain baru  aplikasi textbook ini  bisa didapatkan di google play. Bila sudah didownload apps-nya,  tinggal masukan password.  Password ini yang dijual oleh penyedia aplikasi kepada para siswa dengan harga setara membeli 12 mapel buku paket SMP tapi berlaku untuk tiga tahun. Jadi ketika siswa duduk di kelas 8 dan 9, e textbook ini free.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun