Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Suka Duka Lahirnya Rudal Balistik Dongfeng/DF Series (1)

13 April 2024   12:02 Diperbarui: 14 April 2024   20:29 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmuwan terkemuka Tiongkok telah meluncurkan revolusi dalam teknologi militer: rudal nuklir Dongfeng-5B (DF-5B) memiliki jangkauan lebih dari 15.000 kilometer dan tidak dapat dicegat.

Pada 1 Oktober 2019, perayaan 70 tahun berdirinya RRT diadakan secara megah di Lapangan Tiananmen. Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA), dengan momentum megah dari divisi khusus rudal, melewati Tiananmen untuk memamerkan kepada ibu pertiwi dan rakyatnya.

Bagi Tiongkok, Rudal nuklir strategis terakhir yang muncul tidak diragukan lagi merupakan tameng yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaan nasional, keamanan nasional, dan kebahagiaan rakyatnya.

Diantaranya, rudal antar benua Dongfeng-5 yang pernah muncul di parade militer Hari Nasional Tiongkok. Kelahirnya telah mengalami suka duka yang cukup panjang.

Sudah 44 tahun sejak uji coba yang sukses pada tanggal 18 Mei 1980. Ini adalah rudal strategis terlama di Tiongkok. Namun pada tahun itu, keberhasilan pengujiannya terlambat 8 tahun dari rencana semula.


Jadi apa yang terjadi selama periode ini? Kesulitan dan liku-liku apa yang pernah dialami oleh ilmuwan Tiongkok yang terlibat dalam proyek tersebut? Dalam tulisan ini akan dikisah pengalaman langsung dari personil ilmuwan yang terlibat dari proyek ini sebagai saksi hidup yang sebagian masih sempat diwawancarai oleh sejarahwan pengamat militer dan penggemar alutsista.

Pada 27 Oktober 1966, senjata nuklir rudal pertama Tiongkok terbang sejauh 894 kilometer dan berhasil meledak pada ketinggian yang telah ditentukan yaitu 569 meter di atas permukaan tanah.

Keberhasilan ini berarti bahwa Tiongkok sejak saat itu telah memperoleh kemampuan serangan nuklir, dan juga menandai keberhasilan penyelesaian pengembangan rudal jarak menengah dan pendek Dongfeng 2 yang diusulkan dalam rencana "empat bom dalam delapan tahun" untuk memenuhi kebutuhan penggabungan rudal bom konvensional dan bom atom.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Wang Yongzhi seorang mantan Akademisi Akademi Teknik  Tiongkok mengatakan: "Empat bom dalam delapan tahun" mengacu pada pengembangan empat rudal strategis dari tahun 1965 hingga 1972. Keempat rudal strategis tersebut antara lain rudal jarak menengah dan pendek Dongfeng-2, rudal jarak menengah Dongfeng-3, rudal strategis jarak menengah dan jauh Dongfeng-4, dan rudal strategis antarbenua Dongfeng-5. Rencana ini telah dilaksanakan sejak tahun 1965.

Pada awal tahun 1950-an, negara-negara adidaya Barat telah memiliki rudal antarbenua. Apa yang disebut "pengepungan berbentuk bulan sabit baru" kepada RRT oleh negara-negara Barat yang dipimpin oleh AS telah mempersulit para pemimpin Republik baru ini untuk bisa tidur nyenyak atau makan tenang.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Zhang Xiang mantan Komandan Artileri Kedua proyek  "Dua Bom dan Satu Satelit" Ketua Asosiasi Riset Sejarah Prinsipal menuruturkan:  Karena alasan teknis, ekonomi, dan lainnya, republik muda ini hanya dapat melanjutkan pengembangan rudal selangkah demi selangkah. Hal ini didasarkan pada pengembangan seluruh sistem, termasuk tahapan waktu yang berbeda dan saling mendukung seluruh sistem. Ini adalah hal yang sangat penting dengan metode ilmiah, jadi Tiongkok perlu mengerahkan rudal-rudal ini. Saat bekerja, mereka tidak bertindak seperti orang yang tidak berpengalaman, asal mengambil apa pun yang mereka pikirkan. Mereka selalu mempertimbangkan segalanya.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Duan Shoushun -- yang saat itu menjadi operator tim peluncuran kedua di Pangkalan Dongfeng emnuturkan: Ini langkah yang sangat solid bagi industri dirgantara negara kita (Tiongkok), cara yang bagus, kalau tidak punya premis ini dan memulai secara membabi buta, saya khawatir akan ada masalah.

Menurut persyaratan "tiga langkah" yang diusulkan oleh Marsekal Nie Rongzhen, saat menyelesaikan dan memproduksi model. Model baru dirancang dan diproduksi uji coba untuk mengeksplorasi dan mempelajari model yang diperbarui.

Dengan berhasilnya uji coba rudal Dongfeng-2, selanjutnya langsung dilakukan uji coba produksi rudal jarak menengah Dongfeng-3 dan selesai. Kemundian Dongfeng-4 dan Dongfeng-5 juga telah memulai pekerjaan pengembangan terkait.

Pada 26 Desember 1966, rudal pertama Dongfeng-3 sudah menyelesaikan semua persiapan sebelum diluncurkan.

Tidak ada yang menyangka bahwa keinginan ini akan menjadi sia-sia segera setelah rudal dinyalakan dan lepas landas. Daya dorong mesin tiba-tiba turun pada 111,2 detik setelah penerbangan. Titik tumbukan sebenarnya dari hulu ledak sangat menyimpang dari titik tumbukan teoretis, dan pengujian gagal.

Sejak itu, tiga uji penerbangan pengembangan telah dilakukan secara berturut-turut, kecuali untuk misi penerbangan ketiga, hulu ledak dimatikan terlebih dahulu karena berkurangnya daya dorong mesin dan hulu ledak tidak memasuki zona pendaratan yang dijadwalkan/ditentukan.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Zhang Changwen-saat itu petugas staf survei udara di Pangkalan Dongfeng menceritakan: Kesuksesannya uji coba itu berdasarkan apa? Laporan berdasarkan lokasi. Kalau di lokasi tidak lapor, siapa yang berani bilang berhasil?

Pan Peitai -- mantan Wakil Kepala Seksi Survei Geodesi Pangkalan Dongfeng pada saat itu, mengatakan: Itu setara dengan latihan sasaran anda, jika anda mengenai sembilan dari sepuluh cincin target, jika anda menembak dengan akurat dalam sepuluh cincin, berarti akurasi tembakan senjata ini sangat tinggi, maka akurasi tembakan rudal ini juga sangat tinggi, jika jangkauannya bisa jatuh pada gambar yang sudah digambar di atas tanah sebagai zona taret.

Daerah pendaratan setara dengan sasaran rudal, akurat atau tidaknya titik pendaratan hulu ledak mencerminkan kekuatan kemampuan serangan rudal.

Puing-puing rudal yang diperoleh/ditemukan dan data pengukuran dari area pendaratan sangat penting bagi pengembangan, peningkatan, dan produksi rudal selanjutnya.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Batch demi batch rudal diuji dan diselesaikan di sini, sebelum dipergunakan secara resmi di tentara.

Pada bulan Juni 1959, personel survei, pencarian, dan pemulihan ditempatkan satu demi satu, dan pembangunan lapangan tembak di area pendaratan dimulai di tepi Gurun Taklamakan (Teklimakan Qumlunqi), yang dikenal sebagai "Lautan Kematian".

Sejak saat itu, mereka dikenal sebagai "tentara pelapor sasaran" yang mengejar "meteor", dan mereka akan pergi ke mana pun rudal menghantam. Mereka harus bergerak ke lokasi sejauh yang bisa dihantam misil tersebut.

Pada empat kali peluncuran Dongfeng-3, beberapa pencarian gagal ditemukan puing-puing di lautan pasir yang luas, puing-puing ini sangat penting untuk mengetahui kekuarangannya dan mengatasi masalah mesin yang perlu diperbaiki dan diselesaikan.

Pada 13 Juli 1967, sekali lagi mengirimkan tim pencari yang dipimpin oleh Meng Xianwu untuk mencari hulu ledak Dongfeng-3 dan puing-puing badan rudal.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Pada bulan Juli, suhu permukaan Gurun Taklimakan bisa mencapai lebih dari 60 derajat Celcius. Telur akan cepat matang jika dijatuhkan. Bahkan kuku kaki unta pun harus dibungkus dengan kanvas agar tidak terbakar oleh pasir panas. "Perahu luncur padang pasir" juga tidak mampu menahan suhu Taklamakan yang tinggi. Berada di gurun pasir seperti dipanggang di atas pelat besi panas, bahkan sol sepatu terbaik pun akan hangus dan berubah bentuk di sini.

Namun selain tantangan alam, juga terdapat bahaya dari pekerjaan itu sendiri. Untuk memperoleh berbagai parameter penerbangan dan data rudal secara cepat dan akurat, titik pengukurannya biasanya diatur pada jarak aman yang paling dekat dengan titik pendaratan (ledakan) rudal. Begitu penerbangan rudal jika terjadi penyimpangan konsekuensi tidak dapat dibayangkan andaikata meledak pada mereka.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Zhang Changwen menuturkan: Dimanapun titik lokai pendaratannya, orang-orang ini akan berada di dekat titik pendaratan. Mereka harus mendirikan stasiun, mengamati, dan mencari. Orang-orang ini berada di bawah rudal yang terbang di atas kepala mereka dan ledakan akan mendarat di dekat kaki mereka dengan kejutan "suara ledakan" yang akan membuat terlonjak, telinganya tidak bisa mendengar selama seminggu.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Meskipun lingkungannya sangat keras dan pekerjaannya sangat berat, bahkan dengan kemungkinan harus mengorbankan nyawa mereka, personel survei lokasi pendaratan, pencarian dan pemulihan dari generasi ke generasi masih berkeliaran di kedalaman gurun yang tidak dapat diakses, mereka hari demi hari, tahun demi tahun, bolak-balik melewati jurang dan pegunungan yang bersilangan di antara pegunungan gurun.

Mencari puing-puing rudal seperti mencari jarum di tumpukan jerami, dan upaya mereka tidak terbayangkan susah dan sulit. Dalam kondisi saat itu, mereka hanya bisa mencari dengan sepasang mata, dua kaki, dan meniggalkan jejak kaki yang tak terhitung jumlahnya. Mereka menantang angin kencang, melawan pasir hisap, meminum air pahit, menggali dengan sekop hingga tangan melepuh, berkali-kali menantang batas-batas kemampuan manusia, lagi-lagi menghadapi kemungkinan bahaya sewaktu-waktu dalm ujian hidup dan mati, petugas survei dan pencarian selalu mengutamakan penyelesaian tugas.

Mereka merasa jika tidak bisa menyelesaikan tugas adalah terhina dan memalukan, maka meskipun harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelesaikan tugas. Mereka hanya berjanji untuk menyelesaikan tugas. Bahaya atau tidak, mereka pun tidak takut mati. Apakah saya masih harus takut dengan bahaya?

Zhang Zhangwen menuturkan: Jika tidak menyelesaikan tugas merasa terhina dan memalukan. Saya harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelesaikan tugas. Saya hanya berjanji untuk menyelesaikan tugas. Bahaya atau tidak, saya tidak takut mati, menghadapi kematian saja saya tidak takut? Apalagi hanya bahaya?

Pada 18 Juli 1967, setelah lima hari pencarian yang melelahkan, puing-puing Dongfeng-3 akhirnya ditemukan. Departemen penelitian dan pengembangan melakukan perbaikan teknis berdasarkan hasil puing-puing tersebut, dan masalah pengurangan daya dorong mesin terselesaikan sepenuhnya.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Rudal permukaan-ke-permukaan Dongfeng-3 akan melakukan uji terbang penuh pertamanya di sini. Sejak itu, Dongfeng-3 telah berturut-turut melakukan uji terbang penuh dan uji finalisasi, yang semuanya sukses total.

Terobosan teknologi besar yang dibuat selama pengembangan Dongfeng-3 dan pengalaman penting yang dikumpulkan dalam pengorganisasian, komando, pelacakan, dan pengukuran permukaan bercahaya telah meletakkan dasar yang kokoh untuk pengembangan dan pengujian Dongfeng-4 dan Dongfeng-5 selanjutnya.

Dongfeng-4 adalah rudal bahan bakar cair dua tahap pertama Tiongkok. Dongfeng-3 sedikit dimodifikasi sebagai tahap pertama, dan kemudian menggunakan mesin tabung tunggal Dongfeng-3 sebagai tahap kedua. Jangkauannya lebih jauh dibandingkan Dongfeng-3. Ini adalah peningkatan yang signifikan.

Zhang Xiang menuturkan: Meskipun Tiongkok mempunyai senjata nuklir pada saat itu dan cukup kuat, tapi rudal kami tidak dapat mengimbanginya.

Saat itu Dongfeng-3 baru saja menyelesaikan uji terbang penuh dan belum membentuk efektivitas tempur. Uji terbang Dongfeng-4 masih dalam tahap persiapan.

Dongfeng 5 masih dalam tahap awal karena kurangnya terobosan dalam teknologi multi-tahap, masalah seperti sambungan dan pemisahan antar tahap, serta pengapian mesin di ketinggian belum terpecahkan, masih dalam tahap "masa bayi".

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Liu Jihua -- saat itu reporter area pangkalan Dongfeng menceritakan: Saat itu, Dongfeng 4 dikembangkan berdasarkan Dongfeng 3. Belum melakukan perubahan besar, hanya cukup meningkatkan jangkauannya dan mencari cara untuk mencapai 4.000 kilometer.

Pada 3 September 1969, sebagai tanggapan terhadap ancaman serangan nuklir yang meningkat pesat, dua Dongfeng-4 yang ditingkatkan secara terpaksa dan tergesa-gesa berdasarkan Dongfeng-3 dilakukan, yang sebenarnya tidak memenuhi persyaratan pabrik, dikirim ke Pangkalan Dongfeng untuk pengembangan. Namun, uji peluncuran setelah rudal memasuki lokasi menghadapi banyak kesulitan.

Duan Shoushun -- yang saat itu menjadi operator Skuadron Peluncuran Kedua Pangkalan Dongfeng menceritakan: Giroskop merupakan "mata" dari misil, setelah giroskop diorientasikan maka misil akan terbang sesuai dengan instruksinya, seperti apa misil pada saat itu? Jika ada suara bising setelah mengalirkan arus, jika tidak berhasil, ulangi saja yang sama.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Liu Qinggui -- saat itu wakil komandan Skuadron Peluncuran Kedua Pangkalan Dongfeng menceritakan juga: Setelah pengujian selesai, dipindahkan ke lokasi peluncuran kami, setelah ditransfer, kami kemudian mengatakan tidak akan melanjutkan lebih jauh dan masih menunggu keputusan lain.

Dongfeng-4 pertama akhirnya terpaksa dipindahkan kembali ke posisi teknis dari posisi peluncuran untuk diproses karena kinerja giroskop yang buruk.

Saat memasuki lokasi peluncuran untuk kedua kalinya, itu sudah sebulan kemudian. Kali ini Dongfeng No. 4 membuat "lelucon besar" lainnya kepada orang-orang. Selama pengujian otomatis detonator listrik, perangkat pemulihan perekam magnetik tiba-tiba mulai mengeluarkan proyektil.

Ketika teknisi memutus pasokan listrik ke konsol, karena desain sirkuit konsol yang tidak masuk akal, squib* listrik dari mesin roket tahap pertama teraktifkan, menyebabkan serangkaian ledakan.

Untungnya, rudal tersebut sedang dalam tahap pengujian dan belum diisi bahan bakar. Jika tidak, lokasi peluncuran akan menjadi lautan api. Oleh karena itu terpaksa rudal dikirim kembali keluar dari peluncuran ke pangkalan teknis.

*( squib listrik adalah sebuah tabung kecil atau blok berisi sejumlah kecil komposisi penyalaan yang bersentuhan dengan jembatan kawat. Dalam sista squib adalah tabung kecil berisi bahan peledak dan dapat digunakan untuk menghasilkan kekuatan mekanis untuk menyalakan sekam dan suar yang dapat digunakan oleh pesawat sebagai tindakan balasan selama penerbangan).

Setelah memasuki lokasi peluncuran dua kali dan keluar dari lokasi peluncuran dua kali, Dongfeng-4 pertama pada akhirnya gagal diluncurkan.

Untuk mempersingkat waktu, Pangkalan Dongfeng memindahkan Dongfeng-4 lainnya yang telah menyelesaikan pengujian ke lokasi peluncuran.

Dongfeng-4 akhirnya menyala dan lepas landas pada pukul 17:45 tanggal 16 November 1969, dan orang-orang tidak bisa menahan nafas lega.

Pos-pos pemangatau melaporkan: Nomor 11 terlacak dengan baik, No. 21 terlacak dengan baik, No. 16 terlacak dengan baik, dan laporan pelacakan yang baik terus berdatangan dari ruang peluncuran. Mungkin mereka terlalu menginginkannya berhasil, atau mungkin mereka terlalu membutuhkannya agar berhasil. Orang-orang di lokasi peluncuran sudah mulai gembira bertepuk tangan. Namun kenyataannya tidak berkembang sesuai yang diharapan.

Pan Peitai -- yang saat itu menjabat sebagai wakil kepala bagian survei geodesi pangkalan tersebut, masih memiliki ingatan segar tentang misi yang dilakukan hari itu menceritakan: Tiba-tiba saya menemukan kurva tampilan kecepatan XY tidak naik lagi.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Zhao Longhai -- Teknisi di Kantor Umum Departemen Teknis Pangkalan Dongfeng pada waktu itu berguman:  Jika tidak berjalan lagi, sudah tidak akan ada yang tersisa.

Liu Qinggui komandan Skuadromenceritakan: Kenapa saat kami menunggu laporan dari tim yang mengawasi target pendaratan di lokasi pendaratan untuk melapor, tapi  tidak ada? Puingnya tidak ditemukan di area pendaratan, sehingga membuat Pj Komandan Li Fuze sangat cemas.

Dalam keadaan normal, begitu hulu ledak memasuki langit di atas zona pendaratan, personel pemantau di zona pendaratan dapat langsung mendeteksi target dengan mata telanjang.

Mereka dapat menghitung titik tumbukan dalam beberapa menit setelah hulu ledak mendarat. Saat itu, 40 menit penuh telah berlalu sejak rudal dinyalakan. Tidak ada target yang ditemukan di area pendaratan. Kemana perginya hulu ledak tersebut?

Perdana Menteri Zhou Enlai, yang berada jauh di Beijing, juga menelepon tiga kali untuk menanyakan hasilnya.

Liu Qinggui menceritakan bahwa saat itu, dia mengharapkan tidak terjadi apa-apa. Saking pentingnya hal tersebut, markas komando mengadakan pertemuan semalaman untuk melakukan analisa.

Pan Peitai menceritakan: Suasana cukup mencekam saat itu, karena apakah misil tersebut tidak berfungsi dan salah-salah meluncur ke luar negeri bisa menjadi fokus perhatian semua orang. Meski merupakan misil jarak pendek, namun sangat mungkin misil tersebut melampaui jangkauannya.

Untuk menjamin keselamatan penerbangan rudal, rudal tersebut dilengkapi dengan pengontrol jarak jauh otomatis, andaikata rudal tertunda untuk mematikan diri, pengontrol akan mengirimkan sinyal yang menyebabkan rudal tersebut menghancurkan dirinya sendiri. Jika pengontrol gagal, sistem keamanan darat perlu mengeluarkan perintah untuk meledakkan rudal. Saat itu, sistem keamanan darat tidak menemukan kelainan.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Du Zhiming -- Teknisi Kantor Umum Teknis Pangkalan Dongfeng pada saat itu menceritakan: Kemudian Qian Xuesen* yang ada disitu mengambil mengeser-geser mistar ukur/hitung dan menggambarkan parabola, akhirnya dia menariknya dengan kasar dengan walky talky garis busur di udara dengan tangannya, akhirnya jaraknya disimpulkan kurang--lebih 618 kilometer, atau lebih dari 610 kilometer.

Qian Xuesen ilmuwan mantan kolonel AS asal Tiongkok yang menjadi salah satu pelopor pembuatan roket dan rudal AS, dan yang sempat dianiaya ketika minta izin pulang ke Tiongkok. Baca:

Qian Xuesen/Tsien Hsue-Shen() Bapak Roket Dan Dirgantara Tiongkok

 https://www.kompasiana.com/makenyok/58d508d260afbd130ea718b4/qian-xuesen-tsien-hsue-shen-bapak-roket-dan-dirgantara-tiongkok?page=all#section2

Qian Xuesen Berkarya untuk Negaranya 

 https://www.kompasiana.com/makenyok/58e87519d19273b658133f03/qian-xuesen-berkarya-untuk-negaranya?page=all#section6

Tiga hari kemudian, puing-puing rudal ditemukan di 662 kilometer dari lokasi peluncuran, yang pada dasarnya sesuai dengan prediksi Qian Xuesen.

Liu Qinggui menceritakan: Akhirnya mereka menemukannya. Masih agak jauh dari perbatasan negara. Ini sesungguhnya sangat berbahaya dan ini mengejutkan pejabat Komandan Li Fuze, dia juga melaporkannya ke Perdana Menteri Zhou Enlai.

Setelah dianalisis, ditemukan bahwa roket tahap pertama bekerja normal, tetapi roket tahap kedua gagal menyala dan otomatis melakukuan penghancuran sendiri.

Dongfeng-4 dari mula sudah banyak kali mengalami kekurangan-kekurangan dan masalah berliku-liku, dan akhirnya gagal juga.

Hal ini tentu merupakan pukulan berat bagi orang-orang yang ingin sukses.

Di tengah angin dan ombak yang panjang, layar terkadang akan berlayar langsung melintasi lautan. Meski hanya sebagian personel yang melakukan persiapan perang dan uji coba di saat yang bersamaan, para ilmuwan dirgntara ini justru semakin berani dan pantang menyerah.

Pada 30 Januari 1970, Dongfeng-4, yang telah memasuki lokasi peluncuran dua kali, berdiri di menara peluncuran untuk ketiga kalinya dan akhirnya menyala dan melesat ke angkasa.

Komputer digital pada roket mengeluarkan perintah untuk mematikan mesin tahap pertama, mesin tahap kedua menyala tepat waktu, dan pemisahan mesin tahap pertama dan kedua berjalan lancar.

Kali ini Dongfeng-4 berhasil mencapai pemisahan tahap pertama dan kedua, mesin tahap kedua berhasil dinyalakan di ketinggian, semua sistem kendali bekerja normal, dan siap mendarat di area tumbukan atau target yang telah ditentukan dengan sukses total.

Lebih dari dua bulan kemudian, 24 April 1970 menjadi hari yang akan selalu dikenang oleh masyarakat Tiongkok. Roket pembawa Long March-1 yang dikembangkan berdasarkan Dongfeng-4 berhasil meluncurkan satelit bumi buatan pertama Tiongkok, Dongfanghong-1 ke luar angkasa. Baca:

Kisah Satelit Bumi Buatan Tiongkok Pertama Dong Fang Hong I dan Qian Xuesen

https://www.kompasiana.com/makenyok/5919a3939293733139055562/kisah-satelit-bumi-buatan-tiongkok-pertama-dong-fang-hong-i-dan-qian-xuesen?page=all&page_images=1

Musik keras "The East is Red" bergema di angkasa, dan Tiongkok resmi bergabung dengan "Space Club". Peluncuran ini juga menjadi tonggak sejarah bagi sejarah kedirgantaraan Tiongkok.

Pada 3 Maret 1971, roket pembawa Long March-1 diluncurkan kembali.

Satelit uji ilmiah "Shijian-1" secara akurat dikirim ke orbit yang telah ditentukan. Tiga peluncuran sukses berturut-turut menandai kematangan rudal jarak menengah dan jauh Dongfeng-4.

Pada tahun-tahun berikutnya, Dongfeng-4 melakukan beberapa uji terbang penuh secara berturut-turut, disetujui (approved) dan difinalkan pada tahun 1980. Harapan dan keinginan yang telah lama dikumpulkan para limuwan dirgantara Tiongkok akhirnya dapat dilepaskan secara maksimal.

Liu Jihua -- yang saat itu menjadi reporter di area markas Dongfeng melaporkan: Perjuangan yang kita laksanakan berhubungan erat dengan Republik. Ini adalah hal yang paling kita banggakan dalam hidup. Ini adalah tempat yang tidak akan pernah kita lupakan dalam hidup. Tidak peduli berapa banyak yang kita berikan, Republik tidak akan pernah melupakannya.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Liu Zhangxi -- Asisten Teknis Divisi Keempat Pangkalan Dongfeng pada saat itu menuturkan: Hanya dengan adanya Partai maka ada saya sekarang, jadi ketika kita berbuat sedikit untuk negara, itu adalah kenyamanan dan penghargaan bagi kita kepada Negara dan Partai kita.

Liu Ji Hua dengan sedih dan menangis menuturkan: Banyak rekan-rekan saya yang kini sudah meninggal....

Bersambung..... tulisan ini akan diposting dalam beberapa serie, mudah-mudahan dapat memberi motivasi....

Suka Duka Lahirnya Rudal Balistik Dongfeng/DF Series (2)


Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun