Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Suka Duka Lahirnya Rudal Balistik Dongfeng/DF Series (1)

13 April 2024   12:02 Diperbarui: 14 April 2024   20:29 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Juli, suhu permukaan Gurun Taklimakan bisa mencapai lebih dari 60 derajat Celcius. Telur akan cepat matang jika dijatuhkan. Bahkan kuku kaki unta pun harus dibungkus dengan kanvas agar tidak terbakar oleh pasir panas. "Perahu luncur padang pasir" juga tidak mampu menahan suhu Taklamakan yang tinggi. Berada di gurun pasir seperti dipanggang di atas pelat besi panas, bahkan sol sepatu terbaik pun akan hangus dan berubah bentuk di sini.

Namun selain tantangan alam, juga terdapat bahaya dari pekerjaan itu sendiri. Untuk memperoleh berbagai parameter penerbangan dan data rudal secara cepat dan akurat, titik pengukurannya biasanya diatur pada jarak aman yang paling dekat dengan titik pendaratan (ledakan) rudal. Begitu penerbangan rudal jika terjadi penyimpangan konsekuensi tidak dapat dibayangkan andaikata meledak pada mereka.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Zhang Changwen menuturkan: Dimanapun titik lokai pendaratannya, orang-orang ini akan berada di dekat titik pendaratan. Mereka harus mendirikan stasiun, mengamati, dan mencari. Orang-orang ini berada di bawah rudal yang terbang di atas kepala mereka dan ledakan akan mendarat di dekat kaki mereka dengan kejutan "suara ledakan" yang akan membuat terlonjak, telinganya tidak bisa mendengar selama seminggu.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

Meskipun lingkungannya sangat keras dan pekerjaannya sangat berat, bahkan dengan kemungkinan harus mengorbankan nyawa mereka, personel survei lokasi pendaratan, pencarian dan pemulihan dari generasi ke generasi masih berkeliaran di kedalaman gurun yang tidak dapat diakses, mereka hari demi hari, tahun demi tahun, bolak-balik melewati jurang dan pegunungan yang bersilangan di antara pegunungan gurun.


Mencari puing-puing rudal seperti mencari jarum di tumpukan jerami, dan upaya mereka tidak terbayangkan susah dan sulit. Dalam kondisi saat itu, mereka hanya bisa mencari dengan sepasang mata, dua kaki, dan meniggalkan jejak kaki yang tak terhitung jumlahnya. Mereka menantang angin kencang, melawan pasir hisap, meminum air pahit, menggali dengan sekop hingga tangan melepuh, berkali-kali menantang batas-batas kemampuan manusia, lagi-lagi menghadapi kemungkinan bahaya sewaktu-waktu dalm ujian hidup dan mati, petugas survei dan pencarian selalu mengutamakan penyelesaian tugas.

Mereka merasa jika tidak bisa menyelesaikan tugas adalah terhina dan memalukan, maka meskipun harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelesaikan tugas. Mereka hanya berjanji untuk menyelesaikan tugas. Bahaya atau tidak, mereka pun tidak takut mati. Apakah saya masih harus takut dengan bahaya?

Zhang Zhangwen menuturkan: Jika tidak menyelesaikan tugas merasa terhina dan memalukan. Saya harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelesaikan tugas. Saya hanya berjanji untuk menyelesaikan tugas. Bahaya atau tidak, saya tidak takut mati, menghadapi kematian saja saya tidak takut? Apalagi hanya bahaya?

Pada 18 Juli 1967, setelah lima hari pencarian yang melelahkan, puing-puing Dongfeng-3 akhirnya ditemukan. Departemen penelitian dan pengembangan melakukan perbaikan teknis berdasarkan hasil puing-puing tersebut, dan masalah pengurangan daya dorong mesin terselesaikan sepenuhnya.

Sumber: CCTV 7 China
Sumber: CCTV 7 China

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun